KITAB BARENCONG BHG 10

AKIDAH / PENDIRIAN
Pendirian seorang ahlul ma’rifat ialah tak ragu akan akidahnya, dan tak pernah berubah walaupun dikapirkan orang. Mereka rela mati daripada berubah keyakinannya, mati adalah jalan yang terbaik dari semua jalan yang baik. Seorang ahlul ma’rifat tak pernah luntur, walaupun dihujani dengan hujan fitnah. Kata-kata sesat dan kapir ; dianggapnya sebuah nyanyian seorang sufi yang edang rindu kepada kekasihnya. Mereka tidak peduli akan kata-kata huruf dan suara. Hanya yang penting baginya perasaannya kepada Tuhannya. Apabila cintanya telah bersemi dan berupa penerimaan dari haliknya ; disinilah nilai hidup itu. baginya tak guna hidup, tanpa nikmat (ma’rifat). Karena ma’rifat itu adalah jiwanya iman ; dan jiwanya iman adalah ichsan.
Jadi jiwanya Islam adalah iman, dan jiwanya iman adalah ichsan. Apabila jiwa-jiwa itu kosong dari ma’rifat ; samalah hidupnya sebagai seekor binatang buas, yang rakus dan tak tahu diri. Karena akhir tujuan hidup adalah inta dan ridha.
Apabila cinta dan ridha telah bebas dari belenggu kemakhlukan semata. Karena dalam jiwa yang suci, akan melahirkan perbuatan yang suci pula. Dalam jiwa yang kotor, akan melahirkan perbuatan yang kotor pula. Tentang kata-kata suci dan kotor ini ; anda telah ma’lum adanya. Tak usah anda pikirkan lagi. Karena bagi anda semua suci, semua halal, semua baik. Tidak ada kejahatan didalam dunia ini. Yang jahat itu dalam artian dunia ialah ; orang yang mengaku ada punya akal sendiri. Dan perbuatan sendiri ; yaitu diluar perbuatan Allah. Itulah yang dimaksud jahat atau jahil. Tetapi bagi kita, iman dan toat kapir da ma’siat, jahat dan baik ; adalah sama, dan semuanya adalah baik. Tidak ada perbuatan Tuhan itu yang jahat.
Bila datang dari Tuhan semua baik. Jadi pendirian seorang ahlul Haqiqat atau haqiqat semata ialah benar-benar sudah bersih dari kesirikan ; menyatakan, setiap perbuatan adalah baik, setiap gerak dan geriknya ibadat.
Setiap nafas keluar masuk ; zikir. Jelasnya adalah gerak dan adalah puji (ingat).
Pohon dari ingat ini adalah ; Esa/satu (bersatu dalam rahasia). Apabila sudah benar-benar satu dengan seluruh alam dan Tuhan ; itulah kesatuan ujud namanya.
Sahdatul ujud artinya ; semua itu Allah dan Allah. Kalau sudah begini, inilah yanh disebut Tuhan yang maha Esa. Yang maha sempurna. Kkalau sudah begini katakanlah apa yang kau semuanya baik, sempurnanya ibadah dan semuanya ibadat yang sempurna. Karena pokok pangkalnya segala kejadian, segala kehidupan dan segala perbuatan telah kita ketahui seluruhnya. Maka dari itu janganlah kita ada perasaan syak dan ragu lagi.
Tidak ada yang perlu ditakuti. Jangan takut kepada Tuhan, karena Tuhn bukan hantu bukan iblis dan bukan jin dan bukan malaikat semuanya bukan dan bukan.
Adakah orang takut dengan dirinya sendiri?
Adakah orang benci kepada dirinya sendiri?
Dan adakah orang menyiksa dirinya sendiri?
Adakah orang memerintah dirinya sendiri?
Adakah orang menyakiti kepada dirinya sendiri?
Jawabnya :
Yang ada hanya memuji dirinya sendiri
Mencintai dirinya sendiri
Merasa sendiri dan berbuat sendiri
Tidak ada yang diperintah dan yang diperintah
Tidak ada yang disakiti dan yang menyakiti, tegasnya karena CINTA
Yang ada hanya memuji dirinya sendiri, merasa sendiri dan berbuat sendiri.
Semua orang merasa benar, mengaku baik dan mulia. Hamper semua orang merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak tercela.
Semua orang mengaku baik dan mulia dan sebagainya.
Hampir semua orang merasa dirinya tidak bersalah, tidak berdosa, tidak bersalah.
Fahamilah kata-kataku ini. Kalau percaya ambil, kalau ragu buang jauh-jauh. Tidak ada paksaan dalam agama Allah, pilihlah sendiri saja.
MAQAM TUHAN
Seorang insan kamil (manusia sempurna) ; bagi mereka, tak ada atau tak perlu lagi kepada sama atau kedudukan , atau dengan pangkat. Arif/wali. Atau dengan mengulang-ulang kata-kata hamba, atau manusia atau makhluk. Dia tidak perlu lagi mengata zat atau sifat. Apalagi kata-kata sariat dan tharekat, dia tidak memerlukan lagi kata-kata hakikat ma’rifat.
Hanyalah ia diam dalam malaqutnya dan tunggal dalam jabarutnya. Hanya tinggal AKUdalam isyaratnya. Jadi kata-kata AKU telah mencakup keseluruhan seisi langit dan bumi, Arsy dan kursyi, Luh dan kalam,dunia dan akhirat.
Demikianlah hakikat ketuhanan yang maha ESA. Kembali kepada asalnya (awalnya). Sebelum ada yang mengenalnya. Belum tahu namanya, apalagi sift dan zatnya. Dan sebelum menjadikan RUH dan ARAD nya. Sedangkan NUR MUHAMMADIYAH belum ada. Dia berdiri sendiri, hidup sendiri, tanpa RUH dan jasad. Jadi pada hakikatnya tidak memerlukan apa-apa cukup dengan AKU. Tidak pakai kata-kata ENGKAU. Hanya simpun dalam KALIMAH AKU.
Dan kalimah AKU ini harus lenyap pula dalam huruf dan kata-kata dan dalam suara. Artinya: tiada huruf, tiada kata-kata, dan suara. Inilah yang sebenar-benarnya fana dan lenyap dan baqa dan baqaul baqa. Tidak ada diatas ini lagi.
Kata-kata AKU disini hanya ada dalam KAIMINYAK BATHIN. Ada kata, tetapi tiada berkata, ada huruf tetapi tiada berhuruf dan ada suara, tetapi tidak bersuara. Dikatakan diam, tidak berdiam. Dikatakan berdiam padahal tidak diam. AKU disini ialah ALHAQQU.
Jadi akuan orang hawas dengan akuan orang alim/awam adalah berlainan. Akuan orang awam/alim masih konselit. Sedang akuan orang hawas adalah putus hubungan dengan makhluk. Tidak ada duanya lagi, atau siriknya lagi, atau tidak ada berbau makhluk lagi. Ia satu rahasia dengan Tuhan dan satu dengan seluruh alam
Dan satu dengan seluruh perikemanusiaan. Satu ujud, satu nyawa, satu rasa, satu rahasia, satu zat, satu sifat, satu asma, satu perbuatan, satu iradat, satu kekuasaan, satu undang-undang dan satu keputusan. Dalam tingkat ini tidak ada lagi dua kata. Atau dua bagian, atau dua zat, dua sifat, dua perbuatan. Semuanya terlingkup dalam satu kata, satu maksud dan satu tujuan.
Pokoknya serba satu, bukan serba dua. Apabila masih ada merasa dua ujud, atau dua perbuatan atau dua bahagi, atau dua pandangan, maka nyatalah ia masih terdinding. Orang yang benar-benar ma’rifat kepada Tuhannya, ia tidak meadakan selain dirinya. Tidak meadakan perbuatan lain, selain perbuatan dirinya, dan tidak ada pandangan lain, selain pandangan dirinya sendiri. Ia tidak mendatangkan pembela dari langit, atau pengampunan dari luar dirinya, ia hadapi semua itu dengan apa yang ada pada dirinya. Ia telah merasa bahwa AL-HAQ ada padanya. AL-HAQ itulah dirinya. Dan AL-HAQ itulah jaminannya.
Semua orang menghadap Tuhan, membawa jaminan pahala dan kebajikan. Yaitu amal sembahyang dan amal puasa dan seluruhnya, amal-amal kebaikan dengan anggota tubuh.
Tetapi orang yang berada pada maqam Tuhan semata itu; jaminannya tak ada apa-apa. Hanya AL-HAQ jaminannya. Hanya Allah-lah yang menutupi kekurangan-kekurangannya.
Sebenarnya tidak ada kekurangan-kekurangannya, atau tidak ada kelebihannya ; hanyalah itu kata-kata mutiara saja. Lapang dan sempit ada pda Tuhan. Tetapi bagi orang hawas, semuanya lapang. Semuanya nikmat dan semuanya Rachmat.
Dunia ini sorga pertama bagi orang buta mata hati, dan akhirat neraka yang kedua.
Sorga itu rasa menikmati ridhanya. Neraka itu puncak kegelisahan merasai murkanya.
Sorga dan neraka itu lebih dekat kepadamu, daripada kamu pergi kesana.
Baiklah aku nyatakan dengan jelas ; sorga itu karena marifat. Neraka itu karena terhijab.
Soal yang lainnya hanya soal yang kedua saja, atau tidak ada soal sama sekali, yang penting kamu telah suci dari perbuatan Allah, artinya bersih daripada perbuatan sirik. Karena sirik itu ada dua rupa.
Rupa pertama berupa sirik samar,
Rupa yang kedua berupa syirik yang nampak.
Sirik yang halus atau samar ; anda sudah maklum.
Dan sidik yang nampak atau yang terang-terangan seperti di bawah ini :
1. Mengadakan sajian atau memberi makanan kepada makhluk halus kartena takut disakiti, atau supaya ia bisa menyembuhkan.
2. Kedua imannya kosong kepada Tuhan, iblis dan syaitan selalu di adakan
3. Karena syaitan selalu diadakan, maka jelaslah dirinya merupakan syaiton, maka tak segan-segan memberi syaiton.
4. Selama kawan nafsu shaiton belum lenyap dari panddangannya selama itu pula ia sirik kepada Tuhan.
5. Tobat sirik itu tidak ada, kecuali ma’rifat kepada Tuhan
6. Menyembah sesuatu yang bukan Tuhan
7. Karena masih ada sirik yang kasar atau sirik durhaka kepada Allah untuk selamanya. Dan tidak ada ampunannya atau tobatnya kecuali kembali kejalan yang diridhai.
8. Jalan yang diridhai ialah ma’rifat. Inilah suatu peringatan bagi orang yang sempurna akal, tak guna ilmu setinggi langit kalau masih ada berbau sirik. Biar amal seperti sebesar jarah atau sebesar debu, asal diri bersih daripada sirik. Biar bertungging sampai kelangit ; namun sirik bagaikan bukit. Jadi yang utama disini adalh untuk diri sendiri. Jangan bingung kepada pendapat orang lain. Cela dan maki soal biasa saja. Sekianlah.
ZAZAM
Dari kutub utara, sampai kutub selatan.
Dari maghrib dan sampai ke masyrik, dari daksina sampai kepagsina.
Dari ujung dunia, ke ujung dunia, hanya beberapa orang saja yang sampai ketingkat zazam ini. Sedang dunia (didunia) ini hanya ada beberapa daerah besar ini. Maka dari itu nyatalah dapat dihitung dengan jari tangan, orang-orang yang berada pada tingkat ini.
Apakah arti zazam?
Apakah arti zazam ?
Zazam artinya : KOSONG
Dalam kitab berincung disebut : ALIF –TITIK KOSONG
Apabila alif dan titik itu sudah lenyap atau sudah karam dalam lautan ahadiyah zat mutlak ; maka semuanya kosong.
ALLAHUMA ; ya Tuhan kami !
Tidak engaku jadikan alam ini kosong saja ; semuanya mengandung rahasia. Didalam kekosongan itu ada rahasia. Hanya satu daerah satu saja yang sanggup mengisi yang kosong itu. Tidak boleh ada dua orang dalam satu rahasia.
Memasuki daerah Tuhan hanya satu saja, tidak boleh lebih dari satu. Pahamkah anda?
Kalau paham diamlah kalau tidak paham simpanlah.
Dalam soal ini tidadk memerlukan pertanyaan. Siapa bertanya, dia sendiri menjawabnya. Tidak ada atau tidak boleh ada dua jiwa yang mengisi kekosongan itu. Jelasnya tidak boleh ada perantara guru atau seorang syeh. Langsung berdialog dengan tuhannya sendiri tidak ada tawar-menawar dalam soal rahasia ini. Tidak ada emas dan perak menjadi sarat.
Tidak ada anak mas dan anak tiri dalam soal ketuhanan, tidak ada lantaran anak dengan orang tuanya. Tidak ada alasan karena nabi dan rasulnya yang dibolehkan. Nabi-nabi dan rasul-rasul itu sama saja dengan kamu. Rahasia ini bukan hanya untuk nabi-nabi dan rasul-rasul bahkan nabi-nabi dan rasul tercengang melihat umatnya, ada yang sejajar dengan nabi-nabinya atau rasul-rasulnya di alam baqa nanti. Siapakah orang itu?
Orang itu ialah yang : ZAZAM
Dan mereka itu benar-benar sampai kepada maqam ichsan.Ichsan Tuhan kepada Tuhan. Karena ichsan (zazam) ini diatas dari Islam dan iman, sebab islam dan iman itu adalah termasuk sifat ubudiyah (kehambaan).
Sedang tuhan mempunyai dua sifat utama, pertama sifat kehambaan dan kedua sifat ketuhanan.
Aspek luar aradh ; sedang aspek dalamnya al-haq
Jadi orang yang sampai kepada maqam Tuhan (maqam ichsan) atau zazam, maka telah hapusm kedua sifat itu tadi. Karena tidak ada sifat yang berdiri diatas zat.
Maka maqam ichsan itu diluar daripada pengetahuan makhluk. Dan diatas dari semua maqam ahlul ma’rifat. Maqam ini disebut dengan gelar ; PENELANJANGAN TUHAN.
Sebab tidak ada kitabnya, dan keluar dari dalil / nash yang ada, ia merupakan ilmu laduni dan rahasia qudus. Merupakan ilham dan wahyu yang tiada batas.
orang yang berada pada tingkat ini digelari dengan keulungan agama ; atau AL ABQORIA TUDDIHIYAH. Karena ia telah berhasil dalam laratannya dalam bakat penganasia. Ia telah bertemu kepada puncaknya segala puncak. Maka ia berhak disifati dengan gelar keulungan agama itu tadi (penelanjangan Tuhan), orng yang seperti inilah yang dimaksud Tuhan dalam firmannya ; tiap-tiap seratus tahun ; Aku turunkan satu orang utusanku sesudah Muhammad.
Maka sabda Rasulullah s.a.w. yang berbunyi ; Tidak ada nabi sesudahku. Ini bukan berarti; tidak ada utusan sesudahku karena tiap-tiap nabi ; bukan rasul. Tetapi tiap-tiap rasul adalah nabi.
Nabi itu artinya ; menerima wahyu, tetapi tidak menyampaikan. Jadi kata-kata utusan itu tiada batas.
Tiap-tiap seratus tahun ; Tuhan turunkan seorang utusan untuk menyampaikan agama Allah yang haq. Dan ada lagi firman Allah yang berbunyi; artinya aku akan memperbuat agamaku yang haq ini dengan seorang lidahnya lacur. Maksudnya ialah : Aku turunkan nati utusanku yang embwa agamaku kejalan yang hak. Yang disampaikannya dengan terus terang tanpa merasa takut dan gentar. Mereka buka tanpa disadari. Artinya ; diluar kesadaran manusia mereka berkata sembarang kata, asal benar. Mereka tidak takut difitnah atau dikapirkan. Bahkan mereka berani mati dalam menyampaikan yang hak itu. apa-apa yang diputuskannya, tak dirubah lagi kehendaknya tidak bertenangan dengan hukum-hukum Tuhan yang azali Tuhan telah berabda : katakanlah semuanya Ku ikuti kemauanmu. Itulah yang dimaksud Tuhan dengan lidah seorang yang lacur. Berkata dengan sembarang kata.tetapi semuanya hak dan benar. Karena Tuhan maha mengetahui banyak ulama sekarang yang menyembunyikan ilmu agama. Agama dijadikan pencarian. Dimana bunyi gendrang disitu ia menari. Dimana banyak uang, disitu ia berbunyi. Pangkat dan kedudukan, kursi dan kemegahan dijadikan Tuhan. Harta dunia jadi rebutan ; kalau hilang jadi pikiran. Gelar ulama jadi kebanggaan. Menghambur fitnah melalui kekuasaan masjid dan mimbar tempat peraduan. Agama dijadikan pokok dalam perpecahan. Hasut- menghasut menjadi-jadi. Orang bodoh makanan si pintar. Masyarakat bingung mencari pemimpin balik belakang akal pun hilan. Supaya aku tidaklah pincang, pilih ulama sulit dibilang. Aku kembali langsunglah datang. Menghadap Tuhan malikul alam Qur’an dan hadits petunjuk jalan. Menuju sempurna dimalam kelam.
KUN MUHAMMADAN
JADIKANLAH DIRIMU MUHAMMAD
NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD adalah ; HAKIKAT ALAM ; sebab seluruh alam maya pada ini terbit daripada NUR MUHAMMAD jua adanya. Disini para ulama tidak banyak yang mengetahui arti dan makna yang sebenarnya daripada Nur Muhammad itu tadi.
Ia bukan cahaya yang dalam pahaman para kebanyakan orang. Ia bukan mat, bukan benda, bukan matahari, bukan cahaya seperti sorot lampu dimalam hari. Tetapi diatas daripada segala-galanya ; diatas daripada cahaya segala cahaya.
NUR MUHAMMAD itu adalah cahaya diatas cahaya yang cerlang cemerlang, tiada cahaya yang lebih bercahaya ang lebih qadim daripada Nur Muhammad itu. Nur disini adalah cahaya yang abadi dan petunjuk hidayah. Nur Muhammad itulah asal segala kejadian, dan dia telah terjadi sebelum apa yang terjadi. Dalam hal kejadian dialah yang awal, dalam hal kenabian dialah yang akhir dalam kejadian (kesahiran). Alhak adalah dengan dia, dan dengan dialah hakikat. Dialah yang pertama dalam hubungan, dialah yang akhir dalam kenabian, dialah yang bathin dalam hakikat, dan dialah yang mahir dalam ma’rifat. NUR MUHAMMAD atau hakikat Muhammad itulah yang memenuhi tubuh Adam dan tubuh Muhammad.
Maka apabila NUR MUHAMMAD atau petujnjuk hidayah Muhammad itu telah masuk kedalam diri kita in; maka otomatis dia membawa cahay yang abadi sepanjang masa. NUR MUHAMMAD atau HAKIKAT MUHAMMAD itu qadim pula. Dan apabila Muhammad mati sebagai tubuh, namun NUR MUHAMMAD itu tetaplah ada. Sebab NUR MUHAMMAD itu tiada lain daripada NUR ZAT.
Jadi ALLAH, MUHAMMAD, ADAM adalah satu jua adanya. Insan kamil pun Allah jua ; Muhammad dan Adam pun pada hakikatnya. Jadi pada hakikatnya manusia ini adalah Tuhan dalam Rahasia. Tuhan menurut bentu dan surahnya sendiri, maka dari itu Tuhan memerintahkan kepada malaikat supaya sujud kepada ADAM.
Disini baiklah hamba jelaskan secara mendalam tentang KUN MUHAMMAD IT TADI. Jangan menetapkan saja kepada Muhammad s.a.w yang di MEKKAH itu atau di MADINAH itu. itu memang yang menjadi bibit; bibitnya yang telah ma’rifat. Tetapi carilah hakikat nabi yang ada didalam sekujur wujud kita ini. Sebab Muhammad itu tiada mati-mati dan kekal. Kalau dia mati maka pastilah Dunia ini akan hancur lebur. Semuanya hancur kecuali wajahnya. Jadi pada hakikatnya dia tetap hidup dan tiada mati-mati(langgeng selama-lamanya). Oleh sebab itu cobalah cari Muhammad itu, artinya ; RASA TUHAN yang ada disekujur wujud kita pribadi.
disekujur kita pribadi, kalau sudah ketemu tentu saja ma’rifat kepada zat tuhan yang Maha agung itu.
ketahui olehmu bahwa ma’rifat seseorang itu tidak akan dapat dilihat dengan mata kepala ini, tetapi tetap saja kta ini tidak punya daya upaya, selain rasa Tuhan yang maha kuasa, yang tetap mengetahuinya. Tetapi hanya yang goib diwujud kita ini harus bisa ketemu, supaya bisa pulang keasalnya semula. Yaitu kerasa yang dahulu itu, yaitu pulang kepada rasa Allah atau rasa Tuhan semula. Sebab kalau tidak ketemu sekarang ini tentu nanti tidak akan bisa pulang kembali kepada rasa semula. Yaitu kepada RASA yang haq itu, maka dari pada itu ma’rifatullah lain tidak. Dan kalau belum ma’rifat dikhawatirkan matinya sesat sekarang barulah kita berkisar pula kepada membicarakan SUMBER yang satu.
HAKIKAT RUH itu ialah bukti nyatanya rasa. (hakikat nyawa). Sedang rasa itu adalah beberapa unsure nafsu atau beberapa fasal nafsu. Adapun yang disebut atau yang dimaksud kehidupan yang kekal abadi itu adalah : hidupnya illahi Robbi. Yaitu yang bersifat terang-benderangnya, yang tiak terkena mati dan meliputi seluruh alam ini. Begitu pula seperti Arsy, kursyi, sorga dan neraka yang meliputi semuanya itu, oleh karena itu ia merupakan sifat hidup Tuhan Allah azzawazalla. Jalan yang demikian ini disebut oleh kaum sufi, SAMUDERA HIDUP. Sedang bibit nyawa itu disebut hidupnya seluruh bentuk dan jasad ; sekalipun sampai kepada bakteri, dan kuman-kuman yang sangat kecil sekalipun. Juga manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan apapun jua yang bernyawa atau yang hidup didalam seluruh semesta ala mini, semuanya bersumber dari yang satu itu jua adanya. Sedangkan segala kehidupan didalam dunia ini tidak terbilang banyaknya, hanyalah Cuma itu hanya nyawa. Yaitu yang ada disemua bentuk jasad kita ini. Dan janganlah kita memahami bahwa satu Tuhan itu terbagi-bagi miliyuran jiwa.
Lalu sedikt demi sedikit akan menjadi kurang. Maka dari itu janganlah salah mengerti, bahwa zat Tuhan itu tidak ada berubah sedikit juapun. Tetapi tetap saja langgeng tidak berkurang dan tidak akan bertambah lagi. Karena zat Tuhan yang hakiki itu tidak pernah rusak dan tidak pernah binasa oleh apapun.
Sekarang baiklah kita umpamakan atau kita buat sebuah missal untuk memudahkan paham kita. Umpamanya didunia ini kita nyalakan satu lampu dan lampu itu kita tutup dengan satu kawat kasa yang sangat halus dan menggelembung. (cembung). Dan kawat kasa itu bermiliyunan lubangnya, yaitu lubang kawat kasa itu.
Yaitu lubang kawat kasa itu tadi. Jadi setiap lubang cembung itu adalah sebagai nyawa, satupula.maka jelaslah kepada kita bahwa setiap lubang kawat kasa tersebut memiliki satu nyawa. Dan lampunya hanya yang satu itu jua adanya.
Demikianlah yang menjadi kita bagi seluruh manusia, ataupun makhluk yang lainnya.
Begitulah sebuah contoh untuk jadi perbandingan dan untuk memudahkan faham kita adanya. Kalau tidak ada contoh dan perumpamaannya, maka sulitlah kita memahaminya. Maka dari itu setiap seorang guru atau seorang ulama tasauf haruslah banyak memberikan contoh dan perumpamaan supaya si murid mudah memahaminya. Jadi yang sebenarnya yang sulit itu bukanlah guruulama itu, tetapi yang ulit itu adalah si muriditu sendiri. Didalam penuntutan itu ata menuntut ilmu tasauf yang utama sekali ialah FAHAMNYA.
Makanya dicari dengan jalan berbelit-belit. Tuhan tidak keberatan menganugerahi kita dengan rahasia ma’rifatnya. Hanyalah kita disuruh memahami dengan fahamnya. Tidak seorangpun yang faham, kecuali dengan fahamnya. Karena didalam ilmu ketuhanan itu tidak seorangpun mendapatkan KIMMIZATNYA, kecuali dengannya jua.
Demikianlah agar kita menjadi maklum adanya.
—oo0oo—
Fasal pada menyatakan artinya yang bernama Alam itu, maka ada satu-satunya tersebut bahwasannya ini soal dan jawab, enjunjungkan yang mana yang dinamai JAMAL A’LAM.
Didalam tubuh kita ini bernama manusia, dan yang dinamai kursyi itu apa ?
Dan yang dinama CUPU GADING itu apa ?
Yang dinama MANI ASTAGIN itu apa?
Yang dinamai Alam awal itu apa?
Yang dinamai PADANG TEPI LAUT itu apa?
Yang dinamai KUDA SAMBRANI itu apa?
Yang dinamai MALAIKAT itu apa?
Yang dinamai akan alam JABARUT itu apa?
Yang dinamai SRI KAMINTING itu apa?
Yang dinamai BUKIT TURSINA itu apa?
Yang dinamai MEKKAH itu apa?
Yang dinamai MADINAH itu apa?
Yang dinamai TIANG ARSY itu apa?
Yang dinamai GUNUNG JABAL KAP itu apa?
Yang dinamai KAWAH NERAKA itu apa?
Yang bernama qur’an 30 huruf itu apa?
Yang bernama LOH MAHFUD itu apa?
Yang bernama KALAMULLAH itu apa?
Yang bernama ZIKIR RAHMAN itu apa?
Yang bernama ALAM UHUK itu apa?
Yang bernama KIRAMAN itu apa?
Yang bernama KATIBIN itu apa?
Yang bernama MAKAM RASULULLAH itu apa?
JAWAB
Yang bernama JAMAL A’LAM itu KEPALA
Yang bernama kursyi tempat duduk sat
Yang bernama CUPU GADING itu UBUN-UBUN
Yang bernama MANI ASTAGINA itu dibawah ubun-ubun
Yang bernama ALAM AWAL antara kedua kening
Maka soal CUPU GADING itu apa isinya dan manik agina itu apa
Isinya, maka jawabnya : CUPU itu malunya perempuan akan ininya dan ASTAGINA itu percintaan perempuan akan isinya.
Yang bernama padang tepi laut itu MATA.
Yang bernama KUDA SAMBRANI itu BIJI MATA.
Yang bernama alam jabarut itu MATA YANG HITAM
Yang bernama SRI KAMUNTING itu ORANG-ORANG MATA.
Yang bernama ALAM JABARUT MATA YANG HITAM
Yang bernama BUKIT TURSINA HIDUNG
Yang bernama MEKAH ITU PIPI KANAN
Yang bernama MEKAH ITU PIPI KANAN
Yang bernama MADINAH ITU PIPI KANAN
Yang bernama TIANG ARSY ITU BATANG LEHER
Yang bernama GUNUNG JABALKAP ITU RAGU
Yang bernama KAWAH NERAKA ITU MULUT
Yang bernama KAWAH NERAKA ITU MULUT
Yang bernama QUR’AN ITU 30 HURUF ITU GIGI
Yang bernama LUH MAHFUD ITU LIDAH
Yang bernama KALAMULLAH ITU AMAL LIDAH
Yang bernama ZIKIR RAHMAN itu DIBAWAH LIDAH
Yang bernama ALAM UHUK ITU LUBANG HIDUNG
Yang bernama KINAMAN ITU BAHU KANAN
Yang bernama KATIBIN ITU BAHU KIRI
Yang bernama MAKAM RASULULLAH itu ialah orang yang MA’RIFAT kepada ALLAH
Yang bernama tempat sujud itu DAHI
Yang bernama telapak nabi mi’raj itu ialah antara hidung dan bibir kita yang diatas
Yang bernama KAIN ASANDUSIN ialah TELAPAK TANGAN
Yang bernama AIR JAM-JAM JAMILLAH ialah AIR MATA
Yang bernama MINYAK ZAITUN ialah disamping hidung kiri dan kanan
Yang bernama TOMDIL itu ialah TERGANTI
Yang bernama MI’RAJ itu BERJALAN
Yang bernama IHRAM itu TERPANDANG
Yang bernama MUNAJAT itu BERKATA- KATA.
Sekianlah.
ILMU TASYAUF
Bertemunya manusia kepada Tuhan dan sampainya kepdanya, itulah puncak harapan, dan dengan itulah dia mencapai kebahagiaan dan kerajaan besar. Bahkan dengan itulah ia akan lupa dan terhibur dari sesuatu selain Allah Ta’ala. hilangkan pandangan makhluk kepadamu, karena puas dengan penglihatan Allah kepadamu dan lupakanlah perhatian/menghadap makhluk kepadanya, karena melihat; bahwa Allah menghadap kepadamu.
Nikmat disebabkan, oleh karena melihat dan dekatnya kepada Allah. Demikian pula siksa itu walau bagaimanapun aneka ragamnya, hanya karena terhijab, dan sempurna nikmat itu, karena melihat kepada zat Tuhan yang maha mulia. Maha suci Allah yang sengaja tidak member tanda kepada walinya kecuali sekedar untuk mengenal kepadanya. Sebagaimana tidak menyampaikan dengan mereka, kecuali kepada orang yang hendak disampaikannya untuk mengenal Allah;itulah hikmah yang maha tinggi. Dan siapa benar-benar sudah mengenal kepada Allah, maka pastilah dapat melihat dalam tiap-tiap sesuatu.
Tidak/tiada suatu nafas yang terlepas yang terlepas daripadanya (daripadamu), melainkan disitu pula ada takdir Allah diatasmu. Semua manusia dalam alam ini sudah tergambar dalam/dilluh mahfu tidak ada kehendak makhluk yang mesti berubah. Perubahan itu hanya dalam pandangan syariat. Sedang dalam pandangan hakikat hanya Allah yang maha mengetahuinya.
Kehendak Allah tidak ada yang tertegah, semua berjalan dengan hikmahnya. Jadi kesimpulannya: kehendak makhluk adalah terbatas, sedang kehendak Allah tidak ada batasnya. Maka daripada itu orang yang paham ialah;orang yang bergembira dalam hidupnya, bergembira dengan Allah dalam setiap nafasnya keluar masuk. Orang yang sudah paham ialah tidak menanyakan lagi apakah boleh berubah atau tidak; dia telah sunyi dengan Allah. Maksudnya ialah : sudah satu iradat dengan Tuhannya. Tidak ada lagi duanya. Apabila sudah menunggal dengannya, maka nyatalah Allah yang berlaku dalam segala hal. Karena lapang dan sempit ada pada Allah saja.
Andaikan Allah membukakan NUR seorang WALI yang berbuat dosa umpamanya : niscaya cahayanya memenuhi antara langit dan bumi. Apalagi dengan NUR cahaya seorang WALI yang taat. Tentu dapat kita membayangkan, bukan ?
Andaikan Allah membukakan hakikat kewalian seorang WALI, niscaya akan disembah orang. Sebab ia telah bersifat dengan sifat-sifat Allah. Dan siapa tidak puas dengan pandangan dan penglihatan Allah dalam amal perbuatan dan dalam perkataannya, maka pasti orang itu kemasukan ria atau atau masih terdinding dengan Allah. Bagaimana dapat dibayangkan bahwa Allah dapat dihijab oleh sesuatu. Padahal Allah yang menzahirkan atau menampakkan segala sesuatu.
Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu.
Padahal Allah yang Nampak zahir pada segala sesuatu.
Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu.
Padahal dia jelas dari segala sesuatu.
Bagaimana akan dhijab oleh sesuatu.
Padahal Allah lebih dekat kepadamu dari segala sesuatu.
Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu.
Padahal dia terlihat dalam tiap sesuatu.
Sesungguhnya yang menghijab engkau daripada melihat Allah itu, karena dekatnya Allah kepadamu.
Allah yang menjahirkan segala sesuatu, karena Allah yang bersifat bathin. Dan Allah yang melihat adanya segala sesuatu, sebab Allah itulah yang johir atau yang jelas pada tiap-tiap sesuatu.
Bagaimana Allah akan terhijab dengan sesuatu. Padahal semata yang terhijab itu semata-mata nur illahi, dan pada segala tempat Allah berada dan tetap hadir, tak pernah goib. Andaikata Allah tidak johir pada benda-benda alam ini, tidak mungkin adanya penglihatan padanya. Dan andaikan Allah mengahirkan sifat-sifatnya, pastilah lenyap alam bendanya.
Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu,
Padahal andaikan tidak ada Allah, niscaya tidak aka nada segala sesuatu. Demikianlah kebijaksanaan Allah atas semua makhluknya atau hambanya.
MANUSIA INI ADA DUA MACAM :
PERTAMA ADA YANG MENDAPAT KARUNIA ALLAH, SEHINGGA IA BERBUAT
TAAT KEPADA ALLAH. MAKSUDNYA IALAH MENGERJAKAN SURUH DAN MENINGGALKAN TEGAH.
KEDUA ADALAH, YANG DENGAN TAATNYA KEPADA ALLAH, SEHINGGA MENCAPAINYA KEBESARAN KARUNIA ALLAH.
NUR IMAN SEORANG SUFI
Dengan NUR cahaya matahari, seorang dapat melihat benda-benda alam ini. Tetapi dengan NUR cahaya iman keyakinan yang mendalam, engkau dapat langsung melihat Allah yang menjadikan benda ala mini.
Amal perbauatan apakah yang paling dekat kepada murka Allah?
Amal yang tidak disukai Allah ialah : karena melihat kepada dirinya sendirinya dan lebih jahat lagi kalau ia menuntut upah balasan itu karena amalnya.
Bagaimana engkau minta upah atas amal perbuatanmu?
Sedang engkau sendiri tidak ikut berbuat.
Nur itulah yang menerangi dan basyirah atau matahari itulah yang menentukan hikum.
Dan hati yang melaksanakan dan menggagalkannya.
NUR itulah yang menerangi baik atau buruk ; lalu dengan matahari ditetapkan hukum, dan setelah itu maka hatilah yang melaksanakan atau yang menggagalkannya.
Sebab hati itu RUHANI, dan RUHANI itu ialah yang bersifat ketuhanan atau luhud.
Alam ini berupa kegelapan, sedang yang meneranginya hanya karena tampaknya Allah padanya.
Maka barang siapa yang melihat alam, tapi tidak meihat Allah didalamnya, atau sesudahnya ; maka nyatalah orang itu buta mata hatinya.

Popular posts from this blog

KITAB BARENCONG BHG 11

SHAMSUDDIN PASAI

KITAB BARENCONG BHG 3