Posts

Showing posts from February, 2019

Muhammad dalam karya Iqbal

Jam 12 malam. Mata masih terang mungkin setelah habis minum secawan Nescafe. Berfikir-fikir apa yang nak dibuat. Lalu mengambil sebuah buku karangan Annemarie Schimmel "Cahaya Purnama Kekasih Tuhan", sememang nya sudah lama tidak membuka buku. Pada satu petikan didalam buku tersebut: Pujian Iqbal kepada Nabi sering bersifat tradisional. Dalam sebuah syair Urdu awal, yang tidak diterbitkannya, dia menggunakan gambaran hadis qudsi tradisional "Aku adalah Ahmad tanpa Mim...Ahad, Esa", dengan mengklaim bahwa "tabir Mim tersingkapkan demi dilihat oleh sang pencinta", iaitu bahwa sang pencinta melihat Allah melalui Nabi. Dikemudian hari, dengan hati-hati dia menghindari hadis ini sebab tampak nya ia membawa ke konsekuensi2 panteisme, yang tidak dia sukai sama sekali dalam usia2 matang nya. Aku suka dengan petikan ini. Aku mempunyai kefahaman sendiri. Tidak elok ditulis kefahaman itu untuk 'awam' membaca nya. Apa itu Mim? Pasangan sang pencinta adal...