KITAB BARENCONG BHG 11
WAL AWAL WAL ACHIR ALLAHUSSAMA WATIWAL ARDI
WAL JAHIRU WAL BATHINU LILLAHISSAMA WATIWAL ARDI
LAHU KUSSAMA WATIWAL ARDI
ALLAHUL LAZI KHOLAQOSSAMA WATIWAL ARDI
LAHURUFIN ALIF TIDAK KOSONG
WALA SAUTIN
FA LAM ALIF
KOSONG TITIK ALIF
ALLAH MUHAMMAD ADAM
AHADIYAT WAHDAH WAHDIYAT
ZAT SIFAT AF’AL
ALIF _________ TERBANG
LA HURUFIN WALA SAUTIN
TIADA HURUF TIADA SUARA
INILAH DIA JIBU
ALIF TERBANG INI DIBUNYIKAN MENJADI : A.I.U
(AKU INI HIDUP) ATAU DENGAN LAIN KATA :
AKU TUHAN, IA TUHAN, UJUD TUHAN
SEMUANYA SIMPUN KEPADA HU ; DAN HU ITU LENYAP
DALAM JIBU, ARTINYA ;
TIADA HURUF DAN TIADA SUARA
INILAH AHIR PERJALANAN SEORANG SALIK/ PENUNTUT KAUM SUFI ATAU AHLI PERJALANAN
DEMIKIANLAH ADANYA.
—oo0oo—
ZAT …………………………………JIBU
SIFAT …………………………Kenyataan ZAT
sifat namanya
ASMA ……………………………………Kenyataan ZAT,
Asma namanya
AF’AL …………………………………Kenyataan ZAT
Kelakuan namanya
SYAREATTHAREKATTHAQIQATMA’RIFAT
ALIF ADALAH ZAT
LAM AWAL ADALAH SIFAT
LAM ACHIR ADALAH ASMA
HA ADALAH AF’AL
INILAH YANG BERNAMA ALLAH YANG SEBENARNYA
ALIF KENYATAAN HAYATULLAH ZAT
KAF KENYATAAN ALIMULLAH
BA KENYATAAN KUDRATULLAH
RO KENYATAAN IBADATULLAH
INILAH KEMAHA BESARAN TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA
KALAU KITA SIMPUNKAN MENJADI SATU
1. ALLAH : ADALAH NAMA BAGI ZAT YANG WAJIBAL WUJUD
AKBAR : ADALAH NAMA BAGI SIFAT HAYATULLAH ZAT
2. ALLAH : NAMA BAGI BATHIN
ALLAH TA’ALA
AKBAR : NAMA BAGI ZAHIR
JADI YANG SEBENAR-BENARNYA TAKBIR ITU ADALAH :
MENUNJUKKAN KEADAAN ALLAH PADA MUHAMMAD
ARTINYA : ZAHIR TUHAN ADA PADA MUHAMMAD DAN BATHIN MUHAMMAD ADA DI TUHAN
BER-ARTI : YANG MENYEMBAH JUGA YANG DISEMBAH
MAKA YANG BERLAKU DALAM KEADAAN SEMBAHYANG ITUADALAH RAHASIA ALLAH SEMATA-MATA
DALILNYA : LAYA’ BUDULLAH ILLALLAHARTINYA : TIADA YANG MENYEMBAH ALLAH, HANYA ALLAH
—oo0oo—
NAIKNYA NAFAS SHIFAT
TURUNNYA NAFAS ZAT
HILANGNYA NAFAS ASMA
NAIKNYA NAFAS, BUKAN HURUF
TURUNNYA NAFAS, BUKAN SUARA
ATAU PUN DENGUNG
LENYAPNYA NAFAS TURUNYA NAFAS NAIKNYA NAFAS
BERSATUNYA NAFAS.
A I U = AKU INI HIDUP
LA HURUFIN WALA SAUTIN.
TIADA HURUF TIADA SUARA TIADA KATA-KATA.
KUDRAT
ILMU
IRADAT
HAYAT
SAMA
KALAM
SHIFAT 7
BASAR
INSAN INSAN
INSAN IMAN
RAHASIA ISLAM
NYATA TAUHID
HATI MA’RIFAT
ZATTUBUH MA’RIFAT
AF’AL
SIFAT
ASMA
LAISA
TA’ALA SANI TA’AIN AWAL LA TA’AIN
ROH IDHOFI UJUD IDHOFI ALLAH
RAHASIA SIR ZAT
ROH ROH
NYAWA
PENGRASA PENGLIHAT PENDENGAR PENCIUM
KAKI PUSAT DADA KEPALA
Maghrib Ashar Zohor Subuh
ISYA : meliputi seluruhnya ataupun dengan kata lain zahir bathinNYAWA ADAMSAREAT : TUBUH
TAREQAT : HATI
HAQIQAT : RUH
MA’RIFAT : RAHASIA NYAWA MUHAMMADFANA MUHAMMAD
PADA ALLAH
NUR MUHAMMAD = NUR ALLAH
HA DAN ALLAH“WAL AWAL WAL ACHIR”NAH : INILAH ZIKIR MARIFAT ATAU RAHASIA (SEMPURNA) KENAL DAN MENGENAL
HA ALIF
TIDAK BERHURUF TIDAK BERSUARA DAN TIDAK ADA KATA-KATA.
AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL
Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang berkawan dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat. Tidaklah semuanya benar bagi orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani mengatakan AKU ; sedang engkau masih terhijab/terdidinding dari padaku. Pesona dunia ini masih mencekam dirinya (dirimu), masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan kepad zat dirimu, engkau saja masih didalam kegaiban yang kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU; dan akupun telah bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku lagi, melainkan aku.
Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ; antara lain tujuan itu ialah ; CINTAMU KEPADA DIRIMU SENDIRI.
Itulah tetesan waham atau kalimat yang engkau warisi. Kata-kata Aku adalah egomu sendiri ; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian. Dan tidak lain ZAT itu, melainkan kepunyaanku jua. Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya untukmu semata.
Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau dugaan saja (sangka-sangka).
Hal ini disebabkan karena caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada : “menyaksikan dan disaksikan
Dua menjadi satu dalam bentuk perjodohan. Jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai. Adapun hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan itu, meninggi atasnya, jauh dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan lagi ZAT dan perjodohan; tetapi engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah bagimu melainkan padaku. Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali dikala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau memandangku ketika itulah engkau telah lenyap dari pada dirimu yang berjodohan yang bersifat serba duga/waham (sangka-sangka).
Dirimu yang sebenarnya yang bukan ZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi hanya engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR, meninggi, tidak nisbah melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi mengata AKU.
Melainkan engkau mengatakan “ENGKAU TUHANKU”
Akumu itu adalah rahasiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku.
Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada, maka tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila sebab telah lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.
CINTA MUTLAK
Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia. Inilah akidah/pendirian seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit daripadany karena se-mata-mata limpahan dan anugerah.
Puncak segala akal ialah aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur bumi dann segala yang ada dalam bentuknya yang tetap. Dan dialah masdar atau tempat timbul jiwa insane. Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka apabila manusia menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-puas/ tidak bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan beroleh dia akan kebahagiaan yang dimiliki orang lainnya yaitu dengan ma’rifatul kamilat atau pengetahuan yang sempurna. Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai pertemuan dengan al aqlul faal. Permulaan dan kesedahan ujud adalah ALLAH. Diatasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun Adam dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya buat menciptakan dirinya. Karena demikian timbullah bertali-tali dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-putusnya. Kainat atau segala yang ada, yang lainnya adalah mashor atau kenyataan daripada adanya, daripada ilmunya dan iradatnya. Dan daripadanyalah terambil hayat seluruhnya. Memang alam itu adalah mendatang atau ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada hakikatnya. Bahkan dialah ujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan ujud jua.
Beramal bukan ingin sorga dan bukan pahala takut akan neraka
Tetapi karena CINTA. Dan yang ada dalam diri sendiri.
Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta hakiki atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak disebut INSAN KAMIL, atau dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.
Muhammad insan kamil itu ialah: orang yang ber-akhlak dengan akhlak Allah. Orang yang bersifat dengan sifat Allah. Orang yang berakal dengan akal Allah. Orang yang berbuat dengan perbuatan Allah. Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah.
Semuanya demi Allah, bukan demi itu dan ini.
Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN ALLAH ITU SEMUANYA.
Inilah yang hamba maksud dengan :
FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.
…………………………………………………………….
demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula hendaknya.
—oo0oo—
YANG DIMAKSUD MA’SIAT BATHIN
1. Minta habarkan dan minta didengari oleh orang tatkala berbuat ibadat (sembahyang).
2. Ria, minta dilihat orang waktu ibadat
3. Membesarkan diri – angkuh-sombong – menghina orang lain
4. Hasad – dengki akan anugerah Allah Ta’ala kepada orang lain
5. Al-Haqad – dendam pada orang lain
6. Hubul Mal –kasih akan harta dunia, kikir berbuat sedekah
7. Hubul Jah – kasih akan kejahatan
8. Hubul mada – kasih untuk dipuji
9. Hubul dunnya – kasih akan dunia malas beribadat untuk akhirat
10. Ujuh – menyebut-nyebut orang lain dengan sindiran
Demikianlah yang dimaksud dengan maksiat bathin. Semoga kita sekalian sungguh-sungguh terlepas daripada yang 10 (sepuluh) pasal tersebut.
—oo0oo—
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
Alhamdulillahi robbil alamin washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin wa’ala alihi wasahbihi ajmain amma ba’du.
Asal suatu risalah yang kecil yang menyatakan usul bagida ALI kepada RASULULLAH S.A.W. barang siapa mengetahui jalan sempurna amalnya ini. Bermula sembah asiyidina ALI.
Ya Tuhanku apakah Syari’at, tharikat, hakikat, dan ma’rifat itu.
Jawab Rasulullah
Syareat itu pada TAUBAT
Tharikat itu pada HATI
Hakikat itu pada RUH
Ma’rifat itu pada ZAT ALLAH
Sembah syaidina ALI
Ya tuhanku apakah syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat itu, samakah, samakah berlainankah amalnya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Asalnya orang sareat dan tharikat ; semata-mata mengerjakan segala pesuruh.
Amalnya orang hakikat ; mengesakan Zat Allah
Amalnya orang ma’rifat : tetap pada Zat Allah
Sembah Saiyidina ALI
Ya Tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, berlainankah atau samakah nafsunya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Syariat, nafsunya, amarah, matinya hancur lebur/cerai berai
Tharekat, nafsunya sawiyah, matinya kurus kering
Hakikat nafsunya lawwamah, matinya lamak gemuk putih kuning
Ma’rifat nafsunya mutmainah, matinya lenyap dalam kubur
Sembah saiyidina ALI ya tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, berlainankah atau samakah sembahyangnya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Sembahyang orang sareat akan kiblat. Menghadap baitullah membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang tharekat membara hatinya bercahaya, kiblatnya menghadap Baitul makmur.
Sembahyang orang hakikat kiblatnya menghadapa Arsy membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang ma’rifat kiblatnya menghada seperti firman Allah s.w.t. didalam al-qur’an.
FA’ATIMALLA TUWALLU FASSAMA WAD HULLAH
Barang siapa dimana kamu menghadap akan mukamu/wajahmu, atau akalmu, rohmu maka disanalah wujud Allah bercahaya-cahaya dan imannya terang tiada sepertinya.
Sembah sayisina ALI
Ya tuanku adapun syareat, tarekat, hakikat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah pekerjaannya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Pekerjaan sareat itu : mengucap syahadat, sembahyang, puasa, memberi zakat dan naik haji.
Pekerjaan tarekat itu : mentasdikkan barang yang diamalkannya
Pekerjaan hakikat itu : senantiasa tetap adanya dan mengesakan zat Allah Ta’ala menepikan
barang lainnya.
Pekerjaan ma’rifat itu: semata-mata tetap adanya dan sendirinya zat Allah Ta’ala
Sembah sayidina Ali
Ya Tuanku adapun sareat, tarekat, hakekat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah alamnya
Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : alamnya perjalanan tubuh
Tarekat itu ialah : alamnya malakut perjalanannya hati
Hakikat itu ialah : alamnya jabarut perjalanannya RUH
Ma’rifat itu ialah : alamnya lahud perjalanannya SIR
Sembah sayidina Ali
Syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, samakah ilmunya.
Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : ilmunya yakin
Tharekat itu ialah : Ainal yakin
Hakikat itu ialah: Haqul yakin
Ma’rifat itu ialah : Kamallul yakin
Sembah Sayidina Ali
Apakah yang empat itu sama kebangkitannya?
Sabda Rasulullah s.a.w
Kebangkitan sareat ialah : taubat sekalian dosa
Kebangkitan tarekat ialah : sabar dan ridha akan qudrat Allah
Kebangkitan hakikat ialah : syukur akan barang yang dating daripada Allah swt.
Kebangkitan ma’rifat ialah : ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah Ta’ala.
Maka sembah Sayidina Ali
Ya tuanku orang yang ampuk itu apa kejadiannya.
Sabda Rasulullah saw
Adapun sareat itu ialah : kejadiannya af’al
Adapun tharekat itu ialah : kejadiannya asma
Adapun hakikat itu ialah : kejadiannya sifat
Adapun ma’rifat itu ialah : kejadiannya zat
Sembah Sayidna Ali
Adapun yang empat (4) itu apakah atas zatnya
Sabda Rasulullah saw
Adapun sareat itu ialah : kulit dan bulunya
Adapun tharekat itu ialah : darah dan daging
Adapun hakikat itu ialah : urat tulang
Adapun ma’rifat itu ialah : otak dan sumsum
Sembah Sayidna Ali
Ya tuanku adapun yang 4 itu apakah maujudnya
Sabda Rasulullah saw
Sareat itu ialah : pendengarannya
Tharekat itu ialah : penglihatannya
Hakikat itu ialah: penciumannya
Ma’rifat itu ialah : pengrasanya
Sembah Sayidna ALI
Ya tuanku adapun yang 4 (empat) itu berlainankah Rohnya
Sabda Rasulullah saw
Syareat itu ialah : Rohani
Tharekat itu ialah : Rahmani
Hakikat itu ialah: Roh Idofi
Ma’rifat itu ialah : Robbani
Sembah Sayidna ALI
Ya, tuanku : Apakah yang tinggi tiada rendah
Yang hidup tiada mati.
Yang luas tiada sempit
Yang benar tiada salah
Yang menghadap tiada membelakangi
Yang manis tiada pahit
Yang ruh tiada dua
Sabda Rasulullah s.a.w
Yang tinggi tiada rendah itu Allah
Yang hidup tiada mati itu Allah
Yang besar tiada kecil itu Allah
Yang hampir itu tiada jauh itu Allah
Yang luas tiada sempit itu Allah
Yang menghadap itu tiada membelakangi itu Allah
Yang suci itu tiada nazis itu Allah
Yang manis tiada tiada pahit itu Allah
Yang ESA tiada dua itu Allah
Sembah Sayidina ALI
Ya, tuanku dapatkah hamba peroleh ilmuyang dimiliki itu?
Maka sabda Rasulullah s.a.w
Siapa ia sungguh-sungguh mengenal dirinya itulah yang tinggi tiada rendah
Siapa yang merendahkan diri itulah yang besar tiada kecil
Siapa yang mengesakan Allah itulah yang hidup tiada mati
Siapa percaya akan Allah ituah yang suci tiada Nazis
Dan barang siapa yang tiada sirik itulah yang manis tiada pahit
Barang siapa yang menafikan hal lain itulah ESA tiada dua
Sembah sayidina Ali
Apakah hamba dapat memiliki martabat seperti itu
Sabda Rasulullah s.a.w
HAI ANAKKU ALI : tatkala akan makan minum didalam dunia, supaya engakau makan minum beserta Allah.
Tatkala akan dudukmu didalam dunia supaya engkau melihat serta Allah.
Tatkala akan pendengaranmu didalam dunia supaya engkau mendengar serta Allah.
Tatkala akan perkataanmu didalam dunia, supaya engkau berkata-kata serta Allah
Matikan dirimu didalam dunia, besok aku bertemu akan Allah
Sembah Sayidina Allah
Ya, Tuhanku, sejak syujud menyembah.
Rasulullah s.a.w
Matinya iman itu agama, guru iman itu ikhlas, dan dahan iman itu cita-cita, dan iman itu SIR, dan cabang iman itu amal, dan daun iman itu kasar tekun dan haraf, buah iman itu jo’ah (joah) dan nyawa iman itu kasih (kasihan), iman itu ruh dan iman itu hati, yang mu’min dan iman itu yakin, dan pertahanan iman itu sembahyang, dan sareat iman itu fardhu. Dan tharekat iman itu jalan sempurna, dan hakikat iman itu Esa. Ma’rifat iman itu tetap pada zat waibal wujud.
Adakah syahadat iman itu selain daripada itu.
Kepala iman itu akir (laillahaillallah) hatina menyatakan iman dan cahaya iman itu benar, dan kalam iman itu suci, dan nyawa iman itu hidup.
Jantung iman itu jama’ah.
Urat iman itu segala rukun.
Tulang iman itu rukun.
Lutut iman itu sabar.
Dada iman itu amar.
Iga iman itu ikhlas.
Ilmu iman itu sempurna dunia dan akherat.
Wallahu alam bisawwab.
—oo0oo—
Kemudian apa yang terkandung dalam nama MUHAMMAD.
1. MIM-MAHMUDUN ’ALAIYAH : maksud kepujian pada Muhammad ialah; yang
menjadikan wakil dari Tuhan YME pada hari hisab.
Firman Allah Ta’ala ; tiada aku utus engkau Muhammad melainkan menjadi rahmat sekalian alam.
2. HA-HAMIDUN ALAIHI : maksudnya MUHAMMAD lah yang terpuji yag mendirikan ;
syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, seperti kata Tuhan
YME. Dalam hadits qudsyi, maksudnya ; benarlah hambaku
Muhammad, setiap apa yang disampaikannya kepadaku.
3. MIM- MUJANIUN : ialah MUHAMMAD lah yang menghimpun puji bagi Allah
LAHMIJIDILLAH Ta’ala, bagi puji zahir maupun puji bathin
Firman Allah Ta’ala maksudnya : sesungguhnya kami menyuruh mengikuti Muhammad pada perhatiannya maupun perbuatannya.
4. DAL – TOBADILLAH ILLA HUA : maksudnya, kuganti kerjaanku kepadamu ya Muhammad, dijadikan Muhammad atas rupaku, artinya tiada wujudku melainkan wujud Muhammad ganti kerjaanku.
Syahadat bathin ada mengandung sifat 20 kadim :
Syahadat jahirpun ada juga sifat 20nya nyata, yaitu :
UJUD ialah : Bumbunan kepala
KIDAM ialah : Telinga kanan
BAQA ialah : Telinga kiri
MUHALLAFAH ialah : Mata kanan
KIAMUHU ialah : Mata kiri
WAHDANIYAT ialah : Mulut
KODRAT ialah : Bahu kanan
IRADAT ialah : Bahu kiri
ILMU ialah : Susu kanan
HAYAT ialah : Susu kiri
SAMA ialah : Tangan kanan
BASHAR ialah : Tangan kiri
KALAM ialah : Pangkal tangan kanan
KODIRUN ialah : Pangkal lengan kiri
MURIDUN ialah : Kaki kanan
ALIMUN ialah : Kaki kiri
HAYUN ialah : Paha kanan
SAMIUN ialah : Paha kiri
BASIRUN ialah : Pusat
MUTAKALIMAN ialah : Jantung
Maka dengan adanya sifat 20 (dua puluh ) ini, bathin maupun zahir, sudah ada dalam wujud.
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
WASSOLATU WASSALAMU ALA ASROFIL MURSALIN SYAIYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALLIHI WASOHBIHI WASSALAM A’MA BA’DU
Adapun pasal menyatakan bicara hakikat dan am’rifat menyemabah Allah Ta’ala dengan memelihara segala hukum syareat yang zahir yang diperintahkan oleh Rasulullah, yaitu : yang dimaksudkan oleh Allah Ta’ala, ilmu dan amal, dan menjalankan akan jalan segala nabi-nabi dan wali-wali Allah
Yaitu memandang Allah Ta’ala itu dengan hati yang normal. Bahwasannya Allah Ta’ala wujud sendirinya,yaitu memandang dan mengetahui, mengenal satu-satunya paham dan putih bersih, dan nugrahanya haq Allah Ta’ala serta dalil aqal dan naqal. Maka tiada hasil hakikat itu, melainkan dibaiki syareat. Hasil ketiganya itu menghasilkan ma’rifat.
Pasal pada menyatakan hal dan limpahan segala ahli tasauf yang diperbuat tiap-tiap hari siang dan malam ketika mengerjakan segala yang dipardukan Allah Ta’ala dengan sekira-kiranya memadai kuatnya jasad pada mengerjakan dia yang disuruhnya atau disuruh oleh Allah Ta’ala. dan menjauhkan segala yang dilarang. Dan disuruh oleh Allah ta’ala memeliharakan segala rahasia-rahasia kehati dan melazimkan segala makam yang 11 (sebelas) ; seperti Taubat, sakit, sabar, syukur, tawwakal, ridha, wara, suci, ajam, murakabah dan lainnya.
Pertama-tama orang yang megerjakan jalan ini mulai dengan taubat karena taubat itu bersuci dari pada najis. Demikianlah ha ahli tasauf.
Bermula setengah dari rahasia ketuhanan itu IMAN DAN KAMIL. Yaitu keluarlah engkau dari pada Allah ta’ala seperti bahwasannya, jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnya yang tertentu dengan DIA :
Dan “YAKIN KAMIL” Yaitu keluar engkau dari diriku, artinya keluar dari pada dayamu dan kuatmu dan wujudmu. Jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnyayang tertentu dengan dia yang yakin kamil, yaitu ada pada mukamu, karena ujudmu dan dayamu itu majas., dan bayang-bayang jua. Karena sekalian yang dijadikan Allah Ta’ala hanya ujud hakiki, dan kuat daya upaya yang hakikatnya hanya Allah Ta’ala jua.
Maka hendaklah engkau nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud Allah Ta’ala itu. supaya sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau pandang kesempurnaan Allah Ta’ala dan daya upayanya dan kuatnya pada temat ujud dan lemahnya/lemahmu dan daifmu itu.
Setengah dari pada rahasia, ketahuilah olehmu akan bahwasannya kita pandang, kita I’tiqadkan, bahwa sesungguhnya akan kita ini tetap selama-lamanya dalam ilmu Allah Ta’ala.
Pertama : Penglihat, pendengar, kelakuan dan kehendaknya.
Sekianlah pada sebenarnya I’tiqad segala nabi-nabi dan wali-wali Allah serta Ulama-ulama yang saleh-saleh, janganlah kita berubah I’tiqad ini supaya kita sampai kepada jalan FANA BILLAH – BAQA BILLAH. Yaitu lenyapkanlah kita ke dalam Allah Ta’ala supaya kekal dalam keadaan Allah ta’ala.
Bermula dikehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya yang kelihatan ZAT ALLAH TA’ALA jua semata-mata tetap dengan penglihatannya mata hati dan mata zahir harus menyatu dalam rahasianya.
Dan tilik hakikat adalah isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah besi, tidak kelihatan besi, hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-mata. Maka ZAT ALLAH TA’ALA – SIFAT ALLAH TA’ALA – AF’AL ALLAH TA’ALA semata-mata.
Maka apabila tetap dikarenakan sukuan didalam keadaan kita niscaya kita ini hilang. Maka tiada tinggal lagi baginya bekam. Maka kita sampailah kepada jalan fana billah dan baqa billah. Adapun dalil akal, apabila kita tidur lihatlah pada dirimu, adakah kekuasaan, dan kehendak, pengetahuan, penglihatan, pendengaran dan perkataan dan gerakan. Maka dalilnya yang menunjukkan akan tiada mempunyai, hanya daripada menerima sifat jua.
Dan empunya sifat itulah Allah Ta’ala jua semata-mata.
Maka jad dalil tahliklah kita dengan pengajaran guru yang kamil adanya.
SABDA NABI MUHAMMAD SAW pada menyatakan :
Bermula Syareat itu seperti tanah
Tharekat itu seperti air
Hakikat itu seperti angin
Ma’rifat itu seperti api
Maka sembahah syayidina Ali, ya, junjunganku adapun
Syareat itu seperti tanah, tanah yang mana ?Tharekat itu seperti air, air yang mana ?
Hakikat itu seperti angin, angin yang mana ?Ma’rifat itu seperti api, api yang mana ?
Jawab Rasulullah s.a.w
Hai ALI dengarlah pengajaranku, yaitu :
Syareat itu seperti tanah, yaitu badanku
Tharekat itu seperti air, yaitu Nur Muhammad
Hakikat itu seperti angin, yaitu nafasku
Ma’rifat itu seperti api, yaitu penglihatanku
Maka sembah Syaiyidina ALI, ya junjunganku sebenar-benarnya lah
Maka jikalau mati orang syareat apakah kejadiannya?
mati orang tharekat apakah kejadiannya?
mati orang hakikat apakah kejadiannya?
mati orang ma’rifat apakah kejadiannya?
RASULULLAH MENJAWAB :
Mati orang syareat hancur luluh
Mati orang tharekat kurus kering
Mati orang hakikat lemak gemuk putih kuning
Mati orang ma’rifat hilang lenyap
Sembah syaiyidina ALI, ya Rasuullah sebenar-benarnyalah
Jawab Rasulullah, barang siapa mengetahui ilmu ini maka sempurnalah serta sselamatlah dunia akherat, imannya lagi tiada kurang NUGRAHA Allah Ta’ala akan rezeki. Inaya Allah Ta’ala. Maka barang siapa yang tidak mengetahui ilmu ini yaitu terlebih atau dulu daripada binatang, sebab belum mengetahui akan tubuhnya sendir, wallahu alam bisawab.
MAN ARAFA NAFSAHU ARAFU RABAHU, artinya ; Barang siapa mengenal akan dirinya maka sesungguhnya ia mengenal akan Tuhannya.
MAKAM ARAFA RABBAHU FASADUL JASAD. Artinya : Barang siapa mengenal akan Tuhannya maka binasalah dirinya.
Maka ketahuilah olehmu NUR MUHAMMAD, itulah anginnya, biasa gaib kepada sekalian nyawa, itu misalnya jadi badan Muhammad, umpamanya karena sabit gaib kepada Muhammad, dan Muhammad itu gaib kepada sekalian hambanya Allh Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsyi yang artinya; bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad itu sama arti.
Firman Allah ta’ala dalam hadits qudsyi, yang artinya :
Bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad artinya ; Rahasia allah rahasia Muhammad. Maka Rahasia Allah tiada sekutu baginya an lawannya, tiada boleh nabi yang lain seperti NABI MUHAMMAD, karena diakui SIR ALLAH KALILLAHU TA’ALA ; menjadikan akan sesuatu jika tiada serta Muhammad, maka tidaklah dijadikannya semesta ala mini. Maka dinamai sifat hamba didalam badan, maka sembah syaiyidina ALI kepada Rasulullah s.a.w.
Ya Rasulullah, apakah yang dinamai jalan empat itu?
1. SYAREAT 2. THAREKAT 3. HAKIKAT 4. MA’RIFAT
Itu jalan empat dalam manusia.
Sabda Nabi s.a.w ya, Ali,
Adapun yang dinamai syareat itu ialah lidahku
Adapun yang dinamai tharekat itu ialah hatiku
Adapun yang dinamai hakikat itu ialah kediamanku
Adapun yang dinamai ma’rifat itu ialah nyawaku. Inilah jalan empat namanya.
Sembah Syaiyina ALI
Ya, rasulullah, akan tuan hamba mencari siddiq
Ya , rasulullah, adapun seperti syareat itu apa, tharekat itu
Apa, hakikat itu apa,, ma’rifat iru apa
Sabda Rasulullah s.a.w YA ALI
Diri itu ada dua : 1. Diri bathin, 2. Diri zahir
Keterangan :
Diri zahir / jasad : nyata daripada Nabi Muhammad s.a.w yaitu api, angin, air, tanah. Maka itulah asal tubuh kita yang kasar atau zahir ini.
Yang dimaksud diri bathin, yaitu yang tersembunyi didalam badan adapun nyawa itu
daripada NUR MUHAMMAD
artinya : adapun syareat itu perkataanku
tharekat itu perbuatanku
Hakikat itu kediamanku
Ma’rifatitu penglihatanku
Dan yang dikatakan : Syareat itu tubuh RASULULLAH
Tharekat itu Hati RASULULLAH
Hakikat itu kediaman RASULULLAH
Ma’rifat itu Rahasia RASULULLAH
Maka ma’na : Tubuh Rasulullah itu – Roh Rohani
Hati Rasulullah itu – Roh Rahmani
Hati Rasulullah itu – Roh Robbani
Dan jadinya : Syareat itu hancurkan jadikan tharekat
Tharekat itu hancurkan jadikan hakikat
Hakikat itu hancurkan jadikan ma’rifat
Ma’rifat itu hancurkan jadikan cahaya
Itulah bayang-bayang Allah ta’ala yang sebenar-benarnya karena :
Syareat itu – Af’al Allah Ta’ala
Tharekat itu – Asma Allah Ta’ala
Hakikat itu – Sifat Allah Ta’ala
Ma’rifat itu – Ujud Allah Ta’ala
Maka barulah sampai (sempurna) marifat kita pada orang arif billah atau alimullah. Wallahu alam bissawab.
Asal mula-mula kejadian dunia tatkala belum ada sesuatu , maka Allah ta’ala sendirinya. Kallahu Ta’ala atau kallallahu Ta’ala.
Kun fayakun, maka nur Muhammad sekaliannya lengkap. Maka jadilah nur Muhammad itu.
Apakah artinya Allah ta’ala ?
Jawabnya : hual awalu, wal achiru, wajohiru, walbathinu.
Ia jua yang awal, ia jua yang akhir, ia jua yang zahir, ia jua yang goib (bathin).
Tentang syahadat artinya – tahu akan zatnya, tahu akan sifatnya, tahu akan asmanya, tahu akan af’al. dan tahu akan iradatnya.
ASYHADU itu artinya syareat
ANLA itu artinya tharekat
ILAHA itu artinya hakikat
ILALLAH itu artinya ma’rifat
Syareat itu tempatnya pada lidah
Tharekat itu tempatnya pada hati
Hakikat itu tempatnya pada Ruh
Ma’rifat itu tempatnya pada Rahasia
ASYHADU itu artinya Ma’rifat
ANLA itu artinya Tauhid
ILAHA itu artinya Iman
ILALLAH itu artinya Islam
Soal syahadat yang empat didalamnya yaitu : Ma’rifat, tauhid, iman, islam, barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat.
Barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat-tharekat, hakekat-syareat ia membawa kitab ini membawa sesat. Jika engkau tetap didalam syareat, tharekat, hakekat, ma’rifat, maka engkau bacalah kitab ini niscaya jalanmu sekalian anbiya dan mulia,sekalian yang salah-salah.
Jalannya ilmu hakekat juga karena syareat. Hakekat yang tak ada didalam syareat yaitu batal. Barang siapa menghimpunkan antara keduanya maka itulah yang bernama KAMIL MUKAMIL artinya sempurna yakni bernama suci.
Adapun yang bernama rahasia itu ialah SIR ALLAH. Adapun kita ini tidak tahu jikalau tidak serta guru yang benar-benar kepada murid. Maka tiadalah mendapat perkataan-perkataan ini, tidak boleh didengar orang. Karena ilmu ini tidak ada didalam kitab. Adapun kita ini MENTUBUHKAN MUHAMMAD JAHIR BATHIN. Maka berbuahlah RUH namanya. Tidaklah kita genang lagi dihati dan tubuh. Artinya Muhammad jadi tubuh kita kepada hakikat kita. Maka kita ini bertubuhkan idhafi. Karena kita tidak lagi mengenang atau mengingat-ingat tubuh bathin dan zahir itu karena yang bernama Muhammad itu Rahasia Sir namanya.
Karena nama rahasia itu banayk sekali namanya. Allah, sifat, asma, af’al namanya jua, Muhammad sekalipun itu namanya jua. Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu kepada kita ialah rahasia yang ada pada kita ketahui. Adapun tatkal jalan hakikat namanya : yang mengata ALLAHUAKBAR. Ber-zat-ber-sifat-ber-asma-ber-af’al. tidak lagi tubuhnya menyebut dan tidak lagi yang mengata itu lidah. Yang mengata itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL. yang mengata Allahu akbar itu, atau yang berbagai-bagai itu bunyinya.
Didalam sembahyang itu hanya zat-sifat-asma-af’al-hayat-ilmu-kodrat-iradat. Itulah yang mengata tidak dihati lagi. Karena yang bernama zat-sifat-asma-af’al itu ialah hayat-ilmu-kodrat-dan iradat. Itulah yang namanya RAHASIA ALLAH TA’ALA kepada bathin hambanya yang memerintah didalam diri kita yaitu RAHASIA ALLAH TA’ALA.
RAHASIA ITULAH YANG BERNAMA : …………………………………………………
Adapun ujar ma’rifat atau kata ma’rifat :
Tatkala berdiri sembahyang itu Allah yang ada ia sendiri dan tidak dua tiga, hanya Allah yang ada,
Adapun yang mengata Allahu akbar itu Rahasia Allah. Ia memuji dirinya sendiri jua. Maka itulah namanya fana kita namanya fana itu tiada lagi tubuh kita bathin dan zahir dan tidaklah rahasia hati yang mengatakan, hanya Allah jua yang ada. Karena Allah jua yang bernama rahasia itu, kehendaknya Allah kepada kita menjadi RASA. Jikalau tidak/tiada RASA, karena mengenal Allah dan memuji Allah, dan dapat ber-kata-kata dan sebagainya itulah, seperti dalil :
MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARRAFA ROBBAHU
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal akan tuhannya
Bab ini pasal menyatakan asal Nabi ADAM as. unsurnya kepada kita API, ANGIN, AIR, TAMAN, turun kepada kita.
API ITU RUH KITA HURUFNYA
ANGIN ITU NAFAS KITA HURUFNYA
AIR ITU RASA KITA HURUFNYA
TANAH ITU TUBUH KITA HURUFNYA
Keterangan lainnya :
Kejadian tanah itu bernama syareat
Kejadian air itu bernama tharekat
Kejadian angin itu bernama hakikat
Kejadian api itu bernama ma’rifat
Syareat itu tubuh kita
Tharekat itu nafas kita
Hakikat itu ruh kita
Ma’rifat itu rasa kita
Syareat itu umpama kaki kita
Tharekat itu umpama tangan kita
Hakikat itu umpama tubuh kita
Ma’rifat itu umpama kepala kita
Jadi yang 4 (empat) ini tak boleh bercerai.
SYAHADATAIN
Aku naik sakai tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku naik sakai sebenarnya Muhammad itu utusan Allah.
Maksudnya ialah yang dinamakan Tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Se bab sebenar-benarnya, sebanyak-banyaknya yang disebut itu tidak ada, itulah sebabnya, disebutkan tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang disebut itu, juga yang menyebut. Atau menyaksikan itu juga yang disaksikan. Artinya : Dia menyaksikan dia sendirinya. Sama halnya dengan ma’rifatullah dia yang mengenal dia yang dikenal.
Atau seperti puji qadim bagi qadim. Bahkan si muhaddas memuji si qadim. Maka dari itu NUR MUHAMMAD itu disebut qadim. Adapun yang dinamakan MUHAMMAD itu : bukannya Muhammad yang di MEKKAH atau yang dimadinah itu, tetapi yang sebenarnya adalah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan. Sebab cahay kita itu pertandanya Tuhan.
FAHAMKANLAH. Masalahnya adalah : apabila kita benar-benar sampai kepada Tuhan ; utusan Tuhan dari diri kita bahwa utusan itu medatangkan apa ciptamu atau citamu. Maka barang siapa percaya maka niscaya mendapat kasih ampunan Allah (al-maghfirah) apabila sudah menerima petunjuk yang demikian itu, harap hati-hati dan waspada didalam hati, yang hidup kita pribadi. Itulah adanya nugrah dan anugraha. Artinya , nugrah itu Tuhan, dan anugraha itu hamba. Sebab sudah senyawa didalam badan kita pribadi. Janganlah ada ayak dan ragu lagi didalam hati kita semua.
SAKSI DAN PENYAKSIAN
Yang dinamakan kesaksian : sebab diwaktu menyampaikan sunnah supaya disaksikan oleh sanak saudara kita sesame muslim, yaitu semua titah yang dititahkan didalam alam dunia ini diantaranya ; seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari, api, angin, air dan tanah dan alin-lain sebagainya, supaya semua menjadi saksi dan menaksikan bahwa kita sekarang ini sudah mengakui berdirinya dan adanya Tuhan dan jadi hamba Tuhan, karena Tuhan itu mempunyai dua sifat : 1. Sifat ketuhanan (lahud)
2. Sifat kehambaan (nasud)
Allah adalah hakikat alam, maka jelaslah bahwa sat itu bermula segala ujud, tidak ada yang ujud hanya Allah. Kalau sudah jelas dalam hati ma’rifat akan hakikat ketuhanan itu, af’al, sifat, dan zatnya ; itulah yang dikatakan bahagia.
Dan tiada merasa apa yang dimaksud amal kita mati itu tadi ialah ; mati ma’nawi/mati fil haqiqat, hukum mati hisyi, yang sebenarnya kita ini hidup sebelum ada kehidupan alam ini/dunia fana ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf dan tiada kata, tiada suara, tiada isyarat dan tiada bernama, tiada warna dan tiada ruh dn tiada jasad dan tiada apa-apa; itlah dia JIBU.
—oo0oo—
MELEBURKAN DIRI
TUJIBUL BADANI SARRIL QALBI
TUJIBUL QALBI SARRIR RUH
TUJIBBURUH SARRIN NUR
TUJIBUN NUR SARRIL ANA
Artinya
HANCURKAN BADAN JADIKAN HATI
HANCURKAN HATI JADIKAN RUH
HANCURKAN RUH JADIKAN NUR
HANCURKAN NUR JADIKAN AKU
SIRAU ANA : AKU ALLAH (dalam rahasia).
—oo0oo—
NAMA TUHAN YANG DIJADIKAN ADAM : IALAH MUFTI
Keterangan : M : MA’RIFATUL
U : UJUDIN
F : MAFATULILLAHI
T : TASRUFIL
I : IHSAN.
—oo0oo—
TAHTINU HAFSANU WATAKARAMU NAFSAHU. Artinya
Ia hendak berbesar dirinya dan bermulia dirinya, ia asyik mengasihi birahinakan kekasihnya maka ditiliknya dirinya dengan asyik. NUR MUHAMMAD.
—oo0oo—
Jadi yang tidak ada maujud didalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan seendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya.
Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa ala mini madjhor ujud Allah Ta’ala jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah Ta’ala yang hakiki dan fana dibawh ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah satu. Insan kamil pun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
HADITS QUDSYI
Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan maha pengasih ddan maha penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.
Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk pribadi kita sendiri. Beanikan dlalam soal ini dan jangan takut dan jangan gentar, Tuhan beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit atau golongan FIAHQALILLAH sedikit tapi bermutu.
Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belumlagi ampai kepada derajat haqiqat, ilmu dan ma’rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang dinamakan Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul-rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua. Maka jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil qur’an mengatakan : bahwa Tuhan Allah itu kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita pribadi berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan kenyataan sejati. Itulah dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang. Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak dan dalil menang terlarang. Hati rindu tidak tidak diperdulikan. Biar bahaya, terus berjuang Tuhan Tuhan mengampuni pahlawan sejati.
Qur’an dan hadits khusus pedoman
Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut qur’an tiada seorang makhluk sanggup menghalang jangan pduli ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan.
Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan chalikul alam.
TUHAN ALLAH ADA BERPERI
SETIAP INSAN HARUS DIBERI
ASAL TUAN SUDI MENCARI
TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI
WAL JAHIRU WAL BATHINU LILLAHISSAMA WATIWAL ARDI
LAHU KUSSAMA WATIWAL ARDI
ALLAHUL LAZI KHOLAQOSSAMA WATIWAL ARDI
LAHURUFIN ALIF TIDAK KOSONG
WALA SAUTIN
FA LAM ALIF
KOSONG TITIK ALIF
ALLAH MUHAMMAD ADAM
AHADIYAT WAHDAH WAHDIYAT
ZAT SIFAT AF’AL
ALIF _________ TERBANG
LA HURUFIN WALA SAUTIN
TIADA HURUF TIADA SUARA
INILAH DIA JIBU
ALIF TERBANG INI DIBUNYIKAN MENJADI : A.I.U
(AKU INI HIDUP) ATAU DENGAN LAIN KATA :
AKU TUHAN, IA TUHAN, UJUD TUHAN
SEMUANYA SIMPUN KEPADA HU ; DAN HU ITU LENYAP
DALAM JIBU, ARTINYA ;
TIADA HURUF DAN TIADA SUARA
INILAH AHIR PERJALANAN SEORANG SALIK/ PENUNTUT KAUM SUFI ATAU AHLI PERJALANAN
DEMIKIANLAH ADANYA.
—oo0oo—
ZAT …………………………………JIBU
SIFAT …………………………Kenyataan ZAT
sifat namanya
ASMA ……………………………………Kenyataan ZAT,
Asma namanya
AF’AL …………………………………Kenyataan ZAT
Kelakuan namanya
SYAREATTHAREKATTHAQIQATMA’RIFAT
ALIF ADALAH ZAT
LAM AWAL ADALAH SIFAT
LAM ACHIR ADALAH ASMA
HA ADALAH AF’AL
INILAH YANG BERNAMA ALLAH YANG SEBENARNYA
ALIF KENYATAAN HAYATULLAH ZAT
KAF KENYATAAN ALIMULLAH
BA KENYATAAN KUDRATULLAH
RO KENYATAAN IBADATULLAH
INILAH KEMAHA BESARAN TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA
KALAU KITA SIMPUNKAN MENJADI SATU
1. ALLAH : ADALAH NAMA BAGI ZAT YANG WAJIBAL WUJUD
AKBAR : ADALAH NAMA BAGI SIFAT HAYATULLAH ZAT
2. ALLAH : NAMA BAGI BATHIN
ALLAH TA’ALA
AKBAR : NAMA BAGI ZAHIR
JADI YANG SEBENAR-BENARNYA TAKBIR ITU ADALAH :
MENUNJUKKAN KEADAAN ALLAH PADA MUHAMMAD
ARTINYA : ZAHIR TUHAN ADA PADA MUHAMMAD DAN BATHIN MUHAMMAD ADA DI TUHAN
BER-ARTI : YANG MENYEMBAH JUGA YANG DISEMBAH
MAKA YANG BERLAKU DALAM KEADAAN SEMBAHYANG ITUADALAH RAHASIA ALLAH SEMATA-MATA
DALILNYA : LAYA’ BUDULLAH ILLALLAHARTINYA : TIADA YANG MENYEMBAH ALLAH, HANYA ALLAH
—oo0oo—
NAIKNYA NAFAS SHIFAT
TURUNNYA NAFAS ZAT
HILANGNYA NAFAS ASMA
NAIKNYA NAFAS, BUKAN HURUF
TURUNNYA NAFAS, BUKAN SUARA
ATAU PUN DENGUNG
LENYAPNYA NAFAS TURUNYA NAFAS NAIKNYA NAFAS
BERSATUNYA NAFAS.
A I U = AKU INI HIDUP
LA HURUFIN WALA SAUTIN.
TIADA HURUF TIADA SUARA TIADA KATA-KATA.
KUDRAT
ILMU
IRADAT
HAYAT
SAMA
KALAM
SHIFAT 7
BASAR
INSAN INSAN
INSAN IMAN
RAHASIA ISLAM
NYATA TAUHID
HATI MA’RIFAT
ZATTUBUH MA’RIFAT
AF’AL
SIFAT
ASMA
LAISA
TA’ALA SANI TA’AIN AWAL LA TA’AIN
ROH IDHOFI UJUD IDHOFI ALLAH
RAHASIA SIR ZAT
ROH ROH
NYAWA
PENGRASA PENGLIHAT PENDENGAR PENCIUM
KAKI PUSAT DADA KEPALA
Maghrib Ashar Zohor Subuh
ISYA : meliputi seluruhnya ataupun dengan kata lain zahir bathinNYAWA ADAMSAREAT : TUBUH
TAREQAT : HATI
HAQIQAT : RUH
MA’RIFAT : RAHASIA NYAWA MUHAMMADFANA MUHAMMAD
PADA ALLAH
NUR MUHAMMAD = NUR ALLAH
HA DAN ALLAH“WAL AWAL WAL ACHIR”NAH : INILAH ZIKIR MARIFAT ATAU RAHASIA (SEMPURNA) KENAL DAN MENGENAL
HA ALIF
TIDAK BERHURUF TIDAK BERSUARA DAN TIDAK ADA KATA-KATA.
AKU ADALAH AKU DALAM SEGALA HAL
Tidak akan diucapkan kalimat AKU : melainkan oleh orang yang berkawan dengan kelengahan dan oleh setiap orang yang terhijab oleh hakikat. Tidaklah semuanya benar bagi orang yang ber-AKU-AKU. Engkau berani mengatakan AKU ; sedang engkau masih terhijab/terdidinding dari padaku. Pesona dunia ini masih mencekam dirinya (dirimu), masing-masing akan menyambar dirimu dengan seruan kepad zat dirimu, engkau saja masih didalam kegaiban yang kelam daripadaku. Maka apabila engkau telah melihat AKU; dan akupun telah bernyata dihadapanmu, maka tetapkanlah keteguhanmu, maka tiada Aku lagi, melainkan aku.
Telah kuciptakan atau kuadakan untukmu dan untuk sesuatu menjadi tujuan ; antara lain tujuan itu ialah ; CINTAMU KEPADA DIRIMU SENDIRI.
Itulah tetesan waham atau kalimat yang engkau warisi. Kata-kata Aku adalah egomu sendiri ; Aku berlepas diri dari anggapan yang demikian. Dan tidak lain ZAT itu, melainkan kepunyaanku jua. Dan tidak lain AKU itu, kecuali hanya untukmu semata.
Akulah yang dia itu : dan adapun hakikatmu itu bukanlah pula persoalan. Hanya sesungguhnya engkau berada pada pembagian yang bersifat waham atau dugaan saja (sangka-sangka).
Hal ini disebabkan karena caramu berfikir dan pencapaianmu pada pendakian jiwa dan persoalan. Engkau dalam setiap saat terbagi kepada : “menyaksikan dan disaksikan
Dua menjadi satu dalam bentuk perjodohan. Jiwa yang mencapai dan persoalan yang dicapai. Adapun hakikatnya sendiri tersembunyi jauh dibalik perjodohan itu, meninggi atasnya, jauh dari segala itu semuanya. Sekarang engkau bukan lagi ZAT dan perjodohan; tetapi engkau hanyalah RUH dari RUHKU, tiada nisbah bagimu melainkan padaku. Engkau tidak mengungkapkan hakikat ini, kecuali dikala terangkat daripadamu tirai penutup dan engkau memandangku ketika itulah engkau telah lenyap dari pada dirimu yang berjodohan yang bersifat serba duga/waham (sangka-sangka).
Dirimu yang sebenarnya yang bukan ZAT dan bukan pula dari persoalan. Tetapi hanya engkau semurni-murni RUH yang tidak terbagi-bagi atau JAUHAR, meninggi, tidak nisbah melainkan kepadaku. Maka engkau tidak lagi mengulangi mengata AKU.
Melainkan engkau mengatakan “ENGKAU TUHANKU”
Akumu itu adalah rahasiaku jua adanya. Sebab telah engkau ketahui, bahwa AKU adalah untukmu semata. Dan sekarang engkau adalah hambaku, Hai hambaku.
Jika engkau sudah melihatku, maka tiada lagi engkau dan apabila engkau telah tiada, maka tiada lupa ada tuntutan dan apabila tiada tuntutan hilanglah sebab, dan bila sebab telah lenyap tiada lagi nisbah, sampai disini sirnalah hijab.
CINTA MUTLAK
Cinta hakiki tak mau dibelah dua, dia tetap satu, dia rahasia. Inilah akidah/pendirian seorang sumber segala akal yang mengatur alam ini, yang terbit daripadany karena se-mata-mata limpahan dan anugerah.
Puncak segala akal ialah aqlul faal atau akal pembuat dan dialah yang mengatur bumi dann segala yang ada dalam bentuknya yang tetap. Dan dialah masdar atau tempat timbul jiwa insane. Oleh karena jiwa-jiwa itu senantiasa ingin hendak kembali kepadanya maka apabila manusia menyediakan dirinya untuk belajar dan menuntut dan merenungi dan tidak puas-puas/ tidak bosan-bosan menyediakan sedalam-dalamnya, niscaya akan beroleh dia akan kebahagiaan yang dimiliki orang lainnya yaitu dengan ma’rifatul kamilat atau pengetahuan yang sempurna. Dan hakikat mujaradat atau hakikat semata, sampai tercapai pertemuan dengan al aqlul faal. Permulaan dan kesedahan ujud adalah ALLAH. Diatasnya tidak ada apa-apa lagi, walaupun Adam dia jadi sendirinya dan tidak berkehendak kepada penciptanya/pencipta lainnya buat menciptakan dirinya. Karena demikian timbullah bertali-tali dan berlingkar-lingkar yang tiada putus-putusnya. Kainat atau segala yang ada, yang lainnya adalah mashor atau kenyataan daripada adanya, daripada ilmunya dan iradatnya. Dan daripadanyalah terambil hayat seluruhnya. Memang alam itu adalah mendatang atau ardi. Sebab itu yang ada itu hanya satu pada hakikatnya. Bahkan dialah ujud semata, kainat yang Nampak. Jadi fahamnya kembali kepada keesaan ujud jua.
Beramal bukan ingin sorga dan bukan pahala takut akan neraka
Tetapi karena CINTA. Dan yang ada dalam diri sendiri.
Karena itu adalah tumpahan segala cinta. Jadi siapa-siapa yang telah sampai kepada cinta hakiki atau cinta mutlak atau cinta qudus, maka mereka berhak disebut INSAN KAMIL, atau dengan kata lain, MUHAMMAD INSAN KAMIL.
Muhammad insan kamil itu ialah: orang yang ber-akhlak dengan akhlak Allah. Orang yang bersifat dengan sifat Allah. Orang yang berakal dengan akal Allah. Orang yang berbuat dengan perbuatan Allah. Orang yang berpandangan dengan pandangan Allah.
Semuanya demi Allah, bukan demi itu dan ini.
Orang yang seperti ini pandangannya hanya satu ialah : SEMUA ITU ALLAH DAN ALLAH ITU SEMUANYA.
Inilah yang hamba maksud dengan :
FANA DALAM CAHAYA DAN LEBUR DALAM API.
…………………………………………………………….
demikianlah akidah atau pendirian seorang wali semoga kita demikian pula hendaknya.
—oo0oo—
YANG DIMAKSUD MA’SIAT BATHIN
1. Minta habarkan dan minta didengari oleh orang tatkala berbuat ibadat (sembahyang).
2. Ria, minta dilihat orang waktu ibadat
3. Membesarkan diri – angkuh-sombong – menghina orang lain
4. Hasad – dengki akan anugerah Allah Ta’ala kepada orang lain
5. Al-Haqad – dendam pada orang lain
6. Hubul Mal –kasih akan harta dunia, kikir berbuat sedekah
7. Hubul Jah – kasih akan kejahatan
8. Hubul mada – kasih untuk dipuji
9. Hubul dunnya – kasih akan dunia malas beribadat untuk akhirat
10. Ujuh – menyebut-nyebut orang lain dengan sindiran
Demikianlah yang dimaksud dengan maksiat bathin. Semoga kita sekalian sungguh-sungguh terlepas daripada yang 10 (sepuluh) pasal tersebut.
—oo0oo—
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
Alhamdulillahi robbil alamin washolatu wassalamu ala asrofil anbiya wal mursalin wa’ala alihi wasahbihi ajmain amma ba’du.
Asal suatu risalah yang kecil yang menyatakan usul bagida ALI kepada RASULULLAH S.A.W. barang siapa mengetahui jalan sempurna amalnya ini. Bermula sembah asiyidina ALI.
Ya Tuhanku apakah Syari’at, tharikat, hakikat, dan ma’rifat itu.
Jawab Rasulullah
Syareat itu pada TAUBAT
Tharikat itu pada HATI
Hakikat itu pada RUH
Ma’rifat itu pada ZAT ALLAH
Sembah syaidina ALI
Ya tuhanku apakah syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat itu, samakah, samakah berlainankah amalnya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Asalnya orang sareat dan tharikat ; semata-mata mengerjakan segala pesuruh.
Amalnya orang hakikat ; mengesakan Zat Allah
Amalnya orang ma’rifat : tetap pada Zat Allah
Sembah Saiyidina ALI
Ya Tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, berlainankah atau samakah nafsunya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Syariat, nafsunya, amarah, matinya hancur lebur/cerai berai
Tharekat, nafsunya sawiyah, matinya kurus kering
Hakikat nafsunya lawwamah, matinya lamak gemuk putih kuning
Ma’rifat nafsunya mutmainah, matinya lenyap dalam kubur
Sembah saiyidina ALI ya tuanku adapun syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, berlainankah atau samakah sembahyangnya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Sembahyang orang sareat akan kiblat. Menghadap baitullah membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang tharekat membara hatinya bercahaya, kiblatnya menghadap Baitul makmur.
Sembahyang orang hakikat kiblatnya menghadapa Arsy membara hatinya bercahaya.
Sembahyang orang ma’rifat kiblatnya menghada seperti firman Allah s.w.t. didalam al-qur’an.
FA’ATIMALLA TUWALLU FASSAMA WAD HULLAH
Barang siapa dimana kamu menghadap akan mukamu/wajahmu, atau akalmu, rohmu maka disanalah wujud Allah bercahaya-cahaya dan imannya terang tiada sepertinya.
Sembah sayisina ALI
Ya tuanku adapun syareat, tarekat, hakikat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah pekerjaannya.
Jawab Rasulullah s.a.w
Pekerjaan sareat itu : mengucap syahadat, sembahyang, puasa, memberi zakat dan naik haji.
Pekerjaan tarekat itu : mentasdikkan barang yang diamalkannya
Pekerjaan hakikat itu : senantiasa tetap adanya dan mengesakan zat Allah Ta’ala menepikan
barang lainnya.
Pekerjaan ma’rifat itu: semata-mata tetap adanya dan sendirinya zat Allah Ta’ala
Sembah sayidina Ali
Ya Tuanku adapun sareat, tarekat, hakekat dan ma’rifat, berlainankah atau samakah alamnya
Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : alamnya perjalanan tubuh
Tarekat itu ialah : alamnya malakut perjalanannya hati
Hakikat itu ialah : alamnya jabarut perjalanannya RUH
Ma’rifat itu ialah : alamnya lahud perjalanannya SIR
Sembah sayidina Ali
Syareat, tharekat, hakikat, ma’rifat, samakah ilmunya.
Sabda Rasulullah s.a.w
Sareat itu ialah : ilmunya yakin
Tharekat itu ialah : Ainal yakin
Hakikat itu ialah: Haqul yakin
Ma’rifat itu ialah : Kamallul yakin
Sembah Sayidina Ali
Apakah yang empat itu sama kebangkitannya?
Sabda Rasulullah s.a.w
Kebangkitan sareat ialah : taubat sekalian dosa
Kebangkitan tarekat ialah : sabar dan ridha akan qudrat Allah
Kebangkitan hakikat ialah : syukur akan barang yang dating daripada Allah swt.
Kebangkitan ma’rifat ialah : ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah Ta’ala.
Maka sembah Sayidina Ali
Ya tuanku orang yang ampuk itu apa kejadiannya.
Sabda Rasulullah saw
Adapun sareat itu ialah : kejadiannya af’al
Adapun tharekat itu ialah : kejadiannya asma
Adapun hakikat itu ialah : kejadiannya sifat
Adapun ma’rifat itu ialah : kejadiannya zat
Sembah Sayidna Ali
Adapun yang empat (4) itu apakah atas zatnya
Sabda Rasulullah saw
Adapun sareat itu ialah : kulit dan bulunya
Adapun tharekat itu ialah : darah dan daging
Adapun hakikat itu ialah : urat tulang
Adapun ma’rifat itu ialah : otak dan sumsum
Sembah Sayidna Ali
Ya tuanku adapun yang 4 itu apakah maujudnya
Sabda Rasulullah saw
Sareat itu ialah : pendengarannya
Tharekat itu ialah : penglihatannya
Hakikat itu ialah: penciumannya
Ma’rifat itu ialah : pengrasanya
Sembah Sayidna ALI
Ya tuanku adapun yang 4 (empat) itu berlainankah Rohnya
Sabda Rasulullah saw
Syareat itu ialah : Rohani
Tharekat itu ialah : Rahmani
Hakikat itu ialah: Roh Idofi
Ma’rifat itu ialah : Robbani
Sembah Sayidna ALI
Ya, tuanku : Apakah yang tinggi tiada rendah
Yang hidup tiada mati.
Yang luas tiada sempit
Yang benar tiada salah
Yang menghadap tiada membelakangi
Yang manis tiada pahit
Yang ruh tiada dua
Sabda Rasulullah s.a.w
Yang tinggi tiada rendah itu Allah
Yang hidup tiada mati itu Allah
Yang besar tiada kecil itu Allah
Yang hampir itu tiada jauh itu Allah
Yang luas tiada sempit itu Allah
Yang menghadap itu tiada membelakangi itu Allah
Yang suci itu tiada nazis itu Allah
Yang manis tiada tiada pahit itu Allah
Yang ESA tiada dua itu Allah
Sembah Sayidina ALI
Ya, tuanku dapatkah hamba peroleh ilmuyang dimiliki itu?
Maka sabda Rasulullah s.a.w
Siapa ia sungguh-sungguh mengenal dirinya itulah yang tinggi tiada rendah
Siapa yang merendahkan diri itulah yang besar tiada kecil
Siapa yang mengesakan Allah itulah yang hidup tiada mati
Siapa percaya akan Allah ituah yang suci tiada Nazis
Dan barang siapa yang tiada sirik itulah yang manis tiada pahit
Barang siapa yang menafikan hal lain itulah ESA tiada dua
Sembah sayidina Ali
Apakah hamba dapat memiliki martabat seperti itu
Sabda Rasulullah s.a.w
HAI ANAKKU ALI : tatkala akan makan minum didalam dunia, supaya engakau makan minum beserta Allah.
Tatkala akan dudukmu didalam dunia supaya engkau melihat serta Allah.
Tatkala akan pendengaranmu didalam dunia supaya engkau mendengar serta Allah.
Tatkala akan perkataanmu didalam dunia, supaya engkau berkata-kata serta Allah
Matikan dirimu didalam dunia, besok aku bertemu akan Allah
Sembah Sayidina Allah
Ya, Tuhanku, sejak syujud menyembah.
Rasulullah s.a.w
Matinya iman itu agama, guru iman itu ikhlas, dan dahan iman itu cita-cita, dan iman itu SIR, dan cabang iman itu amal, dan daun iman itu kasar tekun dan haraf, buah iman itu jo’ah (joah) dan nyawa iman itu kasih (kasihan), iman itu ruh dan iman itu hati, yang mu’min dan iman itu yakin, dan pertahanan iman itu sembahyang, dan sareat iman itu fardhu. Dan tharekat iman itu jalan sempurna, dan hakikat iman itu Esa. Ma’rifat iman itu tetap pada zat waibal wujud.
Adakah syahadat iman itu selain daripada itu.
Kepala iman itu akir (laillahaillallah) hatina menyatakan iman dan cahaya iman itu benar, dan kalam iman itu suci, dan nyawa iman itu hidup.
Jantung iman itu jama’ah.
Urat iman itu segala rukun.
Tulang iman itu rukun.
Lutut iman itu sabar.
Dada iman itu amar.
Iga iman itu ikhlas.
Ilmu iman itu sempurna dunia dan akherat.
Wallahu alam bisawwab.
—oo0oo—
Kemudian apa yang terkandung dalam nama MUHAMMAD.
1. MIM-MAHMUDUN ’ALAIYAH : maksud kepujian pada Muhammad ialah; yang
menjadikan wakil dari Tuhan YME pada hari hisab.
Firman Allah Ta’ala ; tiada aku utus engkau Muhammad melainkan menjadi rahmat sekalian alam.
2. HA-HAMIDUN ALAIHI : maksudnya MUHAMMAD lah yang terpuji yag mendirikan ;
syareat, tharekat, hakikat, dan ma’rifat, seperti kata Tuhan
YME. Dalam hadits qudsyi, maksudnya ; benarlah hambaku
Muhammad, setiap apa yang disampaikannya kepadaku.
3. MIM- MUJANIUN : ialah MUHAMMAD lah yang menghimpun puji bagi Allah
LAHMIJIDILLAH Ta’ala, bagi puji zahir maupun puji bathin
Firman Allah Ta’ala maksudnya : sesungguhnya kami menyuruh mengikuti Muhammad pada perhatiannya maupun perbuatannya.
4. DAL – TOBADILLAH ILLA HUA : maksudnya, kuganti kerjaanku kepadamu ya Muhammad, dijadikan Muhammad atas rupaku, artinya tiada wujudku melainkan wujud Muhammad ganti kerjaanku.
Syahadat bathin ada mengandung sifat 20 kadim :
Syahadat jahirpun ada juga sifat 20nya nyata, yaitu :
UJUD ialah : Bumbunan kepala
KIDAM ialah : Telinga kanan
BAQA ialah : Telinga kiri
MUHALLAFAH ialah : Mata kanan
KIAMUHU ialah : Mata kiri
WAHDANIYAT ialah : Mulut
KODRAT ialah : Bahu kanan
IRADAT ialah : Bahu kiri
ILMU ialah : Susu kanan
HAYAT ialah : Susu kiri
SAMA ialah : Tangan kanan
BASHAR ialah : Tangan kiri
KALAM ialah : Pangkal tangan kanan
KODIRUN ialah : Pangkal lengan kiri
MURIDUN ialah : Kaki kanan
ALIMUN ialah : Kaki kiri
HAYUN ialah : Paha kanan
SAMIUN ialah : Paha kiri
BASIRUN ialah : Pusat
MUTAKALIMAN ialah : Jantung
Maka dengan adanya sifat 20 (dua puluh ) ini, bathin maupun zahir, sudah ada dalam wujud.
BISMILLAHIRRACHMANNIRRAKHIM
WASSOLATU WASSALAMU ALA ASROFIL MURSALIN SYAIYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALLIHI WASOHBIHI WASSALAM A’MA BA’DU
Adapun pasal menyatakan bicara hakikat dan am’rifat menyemabah Allah Ta’ala dengan memelihara segala hukum syareat yang zahir yang diperintahkan oleh Rasulullah, yaitu : yang dimaksudkan oleh Allah Ta’ala, ilmu dan amal, dan menjalankan akan jalan segala nabi-nabi dan wali-wali Allah
Yaitu memandang Allah Ta’ala itu dengan hati yang normal. Bahwasannya Allah Ta’ala wujud sendirinya,yaitu memandang dan mengetahui, mengenal satu-satunya paham dan putih bersih, dan nugrahanya haq Allah Ta’ala serta dalil aqal dan naqal. Maka tiada hasil hakikat itu, melainkan dibaiki syareat. Hasil ketiganya itu menghasilkan ma’rifat.
Pasal pada menyatakan hal dan limpahan segala ahli tasauf yang diperbuat tiap-tiap hari siang dan malam ketika mengerjakan segala yang dipardukan Allah Ta’ala dengan sekira-kiranya memadai kuatnya jasad pada mengerjakan dia yang disuruhnya atau disuruh oleh Allah Ta’ala. dan menjauhkan segala yang dilarang. Dan disuruh oleh Allah ta’ala memeliharakan segala rahasia-rahasia kehati dan melazimkan segala makam yang 11 (sebelas) ; seperti Taubat, sakit, sabar, syukur, tawwakal, ridha, wara, suci, ajam, murakabah dan lainnya.
Pertama-tama orang yang megerjakan jalan ini mulai dengan taubat karena taubat itu bersuci dari pada najis. Demikianlah ha ahli tasauf.
Bermula setengah dari rahasia ketuhanan itu IMAN DAN KAMIL. Yaitu keluarlah engkau dari pada Allah ta’ala seperti bahwasannya, jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnya yang tertentu dengan DIA :
Dan “YAKIN KAMIL” Yaitu keluar engkau dari diriku, artinya keluar dari pada dayamu dan kuatmu dan wujudmu. Jangan engkau sekutukan Allah Ta’ala dengan sesuatu dari segala sifatnyayang tertentu dengan dia yang yakin kamil, yaitu ada pada mukamu, karena ujudmu dan dayamu itu majas., dan bayang-bayang jua. Karena sekalian yang dijadikan Allah Ta’ala hanya ujud hakiki, dan kuat daya upaya yang hakikatnya hanya Allah Ta’ala jua.
Maka hendaklah engkau nafikan ujud dirimu dan sekalian yang lan daripada ujud Allah Ta’ala itu. supaya sempurnalah dari pada syirik hafi dan supaya engkau pandang kesempurnaan Allah Ta’ala dan daya upayanya dan kuatnya pada temat ujud dan lemahnya/lemahmu dan daifmu itu.
Setengah dari pada rahasia, ketahuilah olehmu akan bahwasannya kita pandang, kita I’tiqadkan, bahwa sesungguhnya akan kita ini tetap selama-lamanya dalam ilmu Allah Ta’ala.
Pertama : Penglihat, pendengar, kelakuan dan kehendaknya.
Sekianlah pada sebenarnya I’tiqad segala nabi-nabi dan wali-wali Allah serta Ulama-ulama yang saleh-saleh, janganlah kita berubah I’tiqad ini supaya kita sampai kepada jalan FANA BILLAH – BAQA BILLAH. Yaitu lenyapkanlah kita ke dalam Allah Ta’ala supaya kekal dalam keadaan Allah ta’ala.
Bermula dikehendaki lenyap dan hapus itu, tiada lagi kita atau diri kita, hanya yang kelihatan ZAT ALLAH TA’ALA jua semata-mata tetap dengan penglihatannya mata hati dan mata zahir harus menyatu dalam rahasianya.
Dan tilik hakikat adalah isyarat umpama besi di dalam api, maka tatkala merah besi, tidak kelihatan besi, hanyalah keadaan api jua yang kelihatah itu semata-mata. Maka ZAT ALLAH TA’ALA – SIFAT ALLAH TA’ALA – AF’AL ALLAH TA’ALA semata-mata.
Maka apabila tetap dikarenakan sukuan didalam keadaan kita niscaya kita ini hilang. Maka tiada tinggal lagi baginya bekam. Maka kita sampailah kepada jalan fana billah dan baqa billah. Adapun dalil akal, apabila kita tidur lihatlah pada dirimu, adakah kekuasaan, dan kehendak, pengetahuan, penglihatan, pendengaran dan perkataan dan gerakan. Maka dalilnya yang menunjukkan akan tiada mempunyai, hanya daripada menerima sifat jua.
Dan empunya sifat itulah Allah Ta’ala jua semata-mata.
Maka jad dalil tahliklah kita dengan pengajaran guru yang kamil adanya.
SABDA NABI MUHAMMAD SAW pada menyatakan :
Bermula Syareat itu seperti tanah
Tharekat itu seperti air
Hakikat itu seperti angin
Ma’rifat itu seperti api
Maka sembahah syayidina Ali, ya, junjunganku adapun
Syareat itu seperti tanah, tanah yang mana ?Tharekat itu seperti air, air yang mana ?
Hakikat itu seperti angin, angin yang mana ?Ma’rifat itu seperti api, api yang mana ?
Jawab Rasulullah s.a.w
Hai ALI dengarlah pengajaranku, yaitu :
Syareat itu seperti tanah, yaitu badanku
Tharekat itu seperti air, yaitu Nur Muhammad
Hakikat itu seperti angin, yaitu nafasku
Ma’rifat itu seperti api, yaitu penglihatanku
Maka sembah Syaiyidina ALI, ya junjunganku sebenar-benarnya lah
Maka jikalau mati orang syareat apakah kejadiannya?
mati orang tharekat apakah kejadiannya?
mati orang hakikat apakah kejadiannya?
mati orang ma’rifat apakah kejadiannya?
RASULULLAH MENJAWAB :
Mati orang syareat hancur luluh
Mati orang tharekat kurus kering
Mati orang hakikat lemak gemuk putih kuning
Mati orang ma’rifat hilang lenyap
Sembah syaiyidina ALI, ya Rasuullah sebenar-benarnyalah
Jawab Rasulullah, barang siapa mengetahui ilmu ini maka sempurnalah serta sselamatlah dunia akherat, imannya lagi tiada kurang NUGRAHA Allah Ta’ala akan rezeki. Inaya Allah Ta’ala. Maka barang siapa yang tidak mengetahui ilmu ini yaitu terlebih atau dulu daripada binatang, sebab belum mengetahui akan tubuhnya sendir, wallahu alam bisawab.
MAN ARAFA NAFSAHU ARAFU RABAHU, artinya ; Barang siapa mengenal akan dirinya maka sesungguhnya ia mengenal akan Tuhannya.
MAKAM ARAFA RABBAHU FASADUL JASAD. Artinya : Barang siapa mengenal akan Tuhannya maka binasalah dirinya.
Maka ketahuilah olehmu NUR MUHAMMAD, itulah anginnya, biasa gaib kepada sekalian nyawa, itu misalnya jadi badan Muhammad, umpamanya karena sabit gaib kepada Muhammad, dan Muhammad itu gaib kepada sekalian hambanya Allh Ta’ala.
Firman Allah Ta’ala dalam hadits qudsyi yang artinya; bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad itu sama arti.
Firman Allah ta’ala dalam hadits qudsyi, yang artinya :
Bermula Sir Allah dengan Sir Muhammad artinya ; Rahasia allah rahasia Muhammad. Maka Rahasia Allah tiada sekutu baginya an lawannya, tiada boleh nabi yang lain seperti NABI MUHAMMAD, karena diakui SIR ALLAH KALILLAHU TA’ALA ; menjadikan akan sesuatu jika tiada serta Muhammad, maka tidaklah dijadikannya semesta ala mini. Maka dinamai sifat hamba didalam badan, maka sembah syaiyidina ALI kepada Rasulullah s.a.w.
Ya Rasulullah, apakah yang dinamai jalan empat itu?
1. SYAREAT 2. THAREKAT 3. HAKIKAT 4. MA’RIFAT
Itu jalan empat dalam manusia.
Sabda Nabi s.a.w ya, Ali,
Adapun yang dinamai syareat itu ialah lidahku
Adapun yang dinamai tharekat itu ialah hatiku
Adapun yang dinamai hakikat itu ialah kediamanku
Adapun yang dinamai ma’rifat itu ialah nyawaku. Inilah jalan empat namanya.
Sembah Syaiyina ALI
Ya, rasulullah, akan tuan hamba mencari siddiq
Ya , rasulullah, adapun seperti syareat itu apa, tharekat itu
Apa, hakikat itu apa,, ma’rifat iru apa
Sabda Rasulullah s.a.w YA ALI
Diri itu ada dua : 1. Diri bathin, 2. Diri zahir
Keterangan :
Diri zahir / jasad : nyata daripada Nabi Muhammad s.a.w yaitu api, angin, air, tanah. Maka itulah asal tubuh kita yang kasar atau zahir ini.
Yang dimaksud diri bathin, yaitu yang tersembunyi didalam badan adapun nyawa itu
daripada NUR MUHAMMAD
artinya : adapun syareat itu perkataanku
tharekat itu perbuatanku
Hakikat itu kediamanku
Ma’rifatitu penglihatanku
Dan yang dikatakan : Syareat itu tubuh RASULULLAH
Tharekat itu Hati RASULULLAH
Hakikat itu kediaman RASULULLAH
Ma’rifat itu Rahasia RASULULLAH
Maka ma’na : Tubuh Rasulullah itu – Roh Rohani
Hati Rasulullah itu – Roh Rahmani
Hati Rasulullah itu – Roh Robbani
Dan jadinya : Syareat itu hancurkan jadikan tharekat
Tharekat itu hancurkan jadikan hakikat
Hakikat itu hancurkan jadikan ma’rifat
Ma’rifat itu hancurkan jadikan cahaya
Itulah bayang-bayang Allah ta’ala yang sebenar-benarnya karena :
Syareat itu – Af’al Allah Ta’ala
Tharekat itu – Asma Allah Ta’ala
Hakikat itu – Sifat Allah Ta’ala
Ma’rifat itu – Ujud Allah Ta’ala
Maka barulah sampai (sempurna) marifat kita pada orang arif billah atau alimullah. Wallahu alam bissawab.
Asal mula-mula kejadian dunia tatkala belum ada sesuatu , maka Allah ta’ala sendirinya. Kallahu Ta’ala atau kallallahu Ta’ala.
Kun fayakun, maka nur Muhammad sekaliannya lengkap. Maka jadilah nur Muhammad itu.
Apakah artinya Allah ta’ala ?
Jawabnya : hual awalu, wal achiru, wajohiru, walbathinu.
Ia jua yang awal, ia jua yang akhir, ia jua yang zahir, ia jua yang goib (bathin).
Tentang syahadat artinya – tahu akan zatnya, tahu akan sifatnya, tahu akan asmanya, tahu akan af’al. dan tahu akan iradatnya.
ASYHADU itu artinya syareat
ANLA itu artinya tharekat
ILAHA itu artinya hakikat
ILALLAH itu artinya ma’rifat
Syareat itu tempatnya pada lidah
Tharekat itu tempatnya pada hati
Hakikat itu tempatnya pada Ruh
Ma’rifat itu tempatnya pada Rahasia
ASYHADU itu artinya Ma’rifat
ANLA itu artinya Tauhid
ILAHA itu artinya Iman
ILALLAH itu artinya Islam
Soal syahadat yang empat didalamnya yaitu : Ma’rifat, tauhid, iman, islam, barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat.
Barang siapa belum sampai pada ketetapan ilmu ma’rifat-tharekat, hakekat-syareat ia membawa kitab ini membawa sesat. Jika engkau tetap didalam syareat, tharekat, hakekat, ma’rifat, maka engkau bacalah kitab ini niscaya jalanmu sekalian anbiya dan mulia,sekalian yang salah-salah.
Jalannya ilmu hakekat juga karena syareat. Hakekat yang tak ada didalam syareat yaitu batal. Barang siapa menghimpunkan antara keduanya maka itulah yang bernama KAMIL MUKAMIL artinya sempurna yakni bernama suci.
Adapun yang bernama rahasia itu ialah SIR ALLAH. Adapun kita ini tidak tahu jikalau tidak serta guru yang benar-benar kepada murid. Maka tiadalah mendapat perkataan-perkataan ini, tidak boleh didengar orang. Karena ilmu ini tidak ada didalam kitab. Adapun kita ini MENTUBUHKAN MUHAMMAD JAHIR BATHIN. Maka berbuahlah RUH namanya. Tidaklah kita genang lagi dihati dan tubuh. Artinya Muhammad jadi tubuh kita kepada hakikat kita. Maka kita ini bertubuhkan idhafi. Karena kita tidak lagi mengenang atau mengingat-ingat tubuh bathin dan zahir itu karena yang bernama Muhammad itu Rahasia Sir namanya.
Karena nama rahasia itu banayk sekali namanya. Allah, sifat, asma, af’al namanya jua, Muhammad sekalipun itu namanya jua. Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu kepada kita ialah rahasia yang ada pada kita ketahui. Adapun tatkal jalan hakikat namanya : yang mengata ALLAHUAKBAR. Ber-zat-ber-sifat-ber-asma-ber-af’al. tidak lagi tubuhnya menyebut dan tidak lagi yang mengata itu lidah. Yang mengata itu ialah : ZAT, SIFAT, ASMA, AF’AL. yang mengata Allahu akbar itu, atau yang berbagai-bagai itu bunyinya.
Didalam sembahyang itu hanya zat-sifat-asma-af’al-hayat-ilmu-kodrat-iradat. Itulah yang mengata tidak dihati lagi. Karena yang bernama zat-sifat-asma-af’al itu ialah hayat-ilmu-kodrat-dan iradat. Itulah yang namanya RAHASIA ALLAH TA’ALA kepada bathin hambanya yang memerintah didalam diri kita yaitu RAHASIA ALLAH TA’ALA.
RAHASIA ITULAH YANG BERNAMA : …………………………………………………
Adapun ujar ma’rifat atau kata ma’rifat :
Tatkala berdiri sembahyang itu Allah yang ada ia sendiri dan tidak dua tiga, hanya Allah yang ada,
Adapun yang mengata Allahu akbar itu Rahasia Allah. Ia memuji dirinya sendiri jua. Maka itulah namanya fana kita namanya fana itu tiada lagi tubuh kita bathin dan zahir dan tidaklah rahasia hati yang mengatakan, hanya Allah jua yang ada. Karena Allah jua yang bernama rahasia itu, kehendaknya Allah kepada kita menjadi RASA. Jikalau tidak/tiada RASA, karena mengenal Allah dan memuji Allah, dan dapat ber-kata-kata dan sebagainya itulah, seperti dalil :
MAN ARAFA NAFSAHU FAQAD ARRAFA ROBBAHU
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal akan tuhannya
Bab ini pasal menyatakan asal Nabi ADAM as. unsurnya kepada kita API, ANGIN, AIR, TAMAN, turun kepada kita.
API ITU RUH KITA HURUFNYA
ANGIN ITU NAFAS KITA HURUFNYA
AIR ITU RASA KITA HURUFNYA
TANAH ITU TUBUH KITA HURUFNYA
Keterangan lainnya :
Kejadian tanah itu bernama syareat
Kejadian air itu bernama tharekat
Kejadian angin itu bernama hakikat
Kejadian api itu bernama ma’rifat
Syareat itu tubuh kita
Tharekat itu nafas kita
Hakikat itu ruh kita
Ma’rifat itu rasa kita
Syareat itu umpama kaki kita
Tharekat itu umpama tangan kita
Hakikat itu umpama tubuh kita
Ma’rifat itu umpama kepala kita
Jadi yang 4 (empat) ini tak boleh bercerai.
SYAHADATAIN
Aku naik sakai tiada Tuhan melainkan Allah, dan aku naik sakai sebenarnya Muhammad itu utusan Allah.
Maksudnya ialah yang dinamakan Tuhan itu ialah kenyataan adanya hidup kita pribadi. Se bab sebenar-benarnya, sebanyak-banyaknya yang disebut itu tidak ada, itulah sebabnya, disebutkan tiada tuhan itu menetapkan hanya hidup kita pribadi. Sebab yang disebut itu, juga yang menyebut. Atau menyaksikan itu juga yang disaksikan. Artinya : Dia menyaksikan dia sendirinya. Sama halnya dengan ma’rifatullah dia yang mengenal dia yang dikenal.
Atau seperti puji qadim bagi qadim. Bahkan si muhaddas memuji si qadim. Maka dari itu NUR MUHAMMAD itu disebut qadim. Adapun yang dinamakan MUHAMMAD itu : bukannya Muhammad yang di MEKKAH atau yang dimadinah itu, tetapi yang sebenarnya adalah cahaya kita pribadi. Itulah sebabnya diakui utusan. Sebab cahay kita itu pertandanya Tuhan.
FAHAMKANLAH. Masalahnya adalah : apabila kita benar-benar sampai kepada Tuhan ; utusan Tuhan dari diri kita bahwa utusan itu medatangkan apa ciptamu atau citamu. Maka barang siapa percaya maka niscaya mendapat kasih ampunan Allah (al-maghfirah) apabila sudah menerima petunjuk yang demikian itu, harap hati-hati dan waspada didalam hati, yang hidup kita pribadi. Itulah adanya nugrah dan anugraha. Artinya , nugrah itu Tuhan, dan anugraha itu hamba. Sebab sudah senyawa didalam badan kita pribadi. Janganlah ada ayak dan ragu lagi didalam hati kita semua.
SAKSI DAN PENYAKSIAN
Yang dinamakan kesaksian : sebab diwaktu menyampaikan sunnah supaya disaksikan oleh sanak saudara kita sesame muslim, yaitu semua titah yang dititahkan didalam alam dunia ini diantaranya ; seperti bumi, langit, bulan, bintang, matahari, api, angin, air dan tanah dan alin-lain sebagainya, supaya semua menjadi saksi dan menaksikan bahwa kita sekarang ini sudah mengakui berdirinya dan adanya Tuhan dan jadi hamba Tuhan, karena Tuhan itu mempunyai dua sifat : 1. Sifat ketuhanan (lahud)
2. Sifat kehambaan (nasud)
Allah adalah hakikat alam, maka jelaslah bahwa sat itu bermula segala ujud, tidak ada yang ujud hanya Allah. Kalau sudah jelas dalam hati ma’rifat akan hakikat ketuhanan itu, af’al, sifat, dan zatnya ; itulah yang dikatakan bahagia.
Dan tiada merasa apa yang dimaksud amal kita mati itu tadi ialah ; mati ma’nawi/mati fil haqiqat, hukum mati hisyi, yang sebenarnya kita ini hidup sebelum ada kehidupan alam ini/dunia fana ini, itulah dia zat yang maha suci, yang tiada huruf dan tiada kata, tiada suara, tiada isyarat dan tiada bernama, tiada warna dan tiada ruh dn tiada jasad dan tiada apa-apa; itlah dia JIBU.
—oo0oo—
MELEBURKAN DIRI
TUJIBUL BADANI SARRIL QALBI
TUJIBUL QALBI SARRIR RUH
TUJIBBURUH SARRIN NUR
TUJIBUN NUR SARRIL ANA
Artinya
HANCURKAN BADAN JADIKAN HATI
HANCURKAN HATI JADIKAN RUH
HANCURKAN RUH JADIKAN NUR
HANCURKAN NUR JADIKAN AKU
SIRAU ANA : AKU ALLAH (dalam rahasia).
—oo0oo—
NAMA TUHAN YANG DIJADIKAN ADAM : IALAH MUFTI
Keterangan : M : MA’RIFATUL
U : UJUDIN
F : MAFATULILLAHI
T : TASRUFIL
I : IHSAN.
—oo0oo—
TAHTINU HAFSANU WATAKARAMU NAFSAHU. Artinya
Ia hendak berbesar dirinya dan bermulia dirinya, ia asyik mengasihi birahinakan kekasihnya maka ditiliknya dirinya dengan asyik. NUR MUHAMMAD.
—oo0oo—
Jadi yang tidak ada maujud didalam ujud ini hanya Allah, Adam pun tiada maujud dengan seendirinya. Tetapi ia maujud dengan ujud Allah Ta’ala yang hakiki, dan fana dibawah ujudnya.
Jadi kalau begini jelaslah kepada kita bahwa ala mini madjhor ujud Allah Ta’ala jua. Maka nyatalah ujud makhluk adalah waham dan hayal jua, kalau dinisbahkan kepada ujud Allah Ta’ala yang hakiki dan fana dibawh ujudnya, jadi nyatalah bahwa ; Allah, Muhammad, Adam adalah satu. Insan kamil pun Allah jua. Adam dan Muhammad pun pada hakikatnya.
HADITS QUDSYI
Artinya : Aku menyaksikan hidupku sendiri sebenarnya tiada Tuhan selain aku. Dan aku naik saksi bahwasannya Muhammad itu utusanku dan sebenarnya yang bernama itu AKIDAHKU, RASUL ITU RASAKU, dan Muhammad itu CAHAYAKU, akulah Tuhan yang hidup yang tiada mati-mati yang ingat tiada kekal tiada berubah pada kenyataan ZAT ; Akulah yang hawas lagi tahu, tiada samar akan sesuatu. Akulah yang kuasa dan yang menguasai dan akulah yang maha bijaksana. Dan maha suci aku, maha adil dan maha pengasih ddan maha penyayang aku, dan sembahlah aku/kenallah aku.
Jadi hadits qudsyi yang diatas ini tadi bukanlah dibaca begitu saja, maksudnya ialah untuk pribadi kita sendiri. Beanikan dlalam soal ini dan jangan takut dan jangan gentar, Tuhan beserta kita. Jadi bolehlah kita mengatakan bahwa kita ini termasuk golongan yang sedikit atau golongan FIAHQALILLAH sedikit tapi bermutu.
Orang awam dan orang alim belum sampai kepada tingkat ini. Orang awam dan orang alim hanya sampai kepada tingkat ilmu belaka. Belumlagi ampai kepada derajat haqiqat, ilmu dan ma’rifat. Jadi sekarang yang penting sekali adalah untuk pribadi kita sendiri. Jadi yang dinamakan Allah itu adalah : af’alnya, dan yang disebut Rasul-rasul itu ya Muhammad, dan Muhammad itu sebenarnya adalah cahaya kita jua. Maka jelaslah yang sebenarnya hidup kita ini adalah hidupnya Tuhan Allah. Bukti nyata dalil qur’an mengatakan : bahwa Tuhan Allah itu kuasa menghidupkan yang mati, adanya mati dari hidup. Justru hidup kita pribadi berasal dari yang mati dan akhirnya tiada mati-mati dan tetap hidup di dunia dan di akhirat dan tiada pernah lupa akan hidup kita, tanpa perubahan dan tanpa bergeser dalam keadaan kenyataan sejati. Itulah dia kesempurnaan hidup. Dan tiada merasa apa yang terang cahaya jauh dipandang. Hendak mendekat dalil dan menaruh dibelakang. Penyeberang dari anak dan dalil menang terlarang. Hati rindu tidak tidak diperdulikan. Biar bahaya, terus berjuang Tuhan Tuhan mengampuni pahlawan sejati.
Qur’an dan hadits khusus pedoman
Baiklah aku serukan ; agar supaya lebih mendalam, tiada batas menurut qur’an tiada seorang makhluk sanggup menghalang jangan pduli ocehan orang sebagai penghalang memuji Tuhan.
Yakin dan bulat didalam bulan, menunjukkan Tuhan chalikul alam.
TUHAN ALLAH ADA BERPERI
SETIAP INSAN HARUS DIBERI
ASAL TUAN SUDI MENCARI
TUHAN ALLAH DIDALAM DIRI