Posts

Showing posts from October, 2010

PERJUANGAN TOK JANGGUT

Image
Perjuangan tokoh yang nama sebenarnya, Mat Hassan Panglima Munas itu cuba dinafikan, malah perkataan ‘jihad’ yang dilancarkan Tok Janggut diganti dengan perkataan ‘pemberontakan’ dan ‘penderhakaan’. Inggeris benar-benar mahu memburukkan nama baik pejuang kebebasan itu berikutan kesan dan pengaruh Tok Janggut yang bukan kecil. Pada mereka jika tindakan Tok Janggut tidak disekat, maruah sebagai kuasa dunia dan bangsa yang ‘pintar’ akan terjejas. Mereka mengambil keputusan membunuh Tok Janggut. Apabila tokoh yang juga ulama itu meninggal, mereka sedar ‘aura perjuangan’ Mat Hassan juga perlu dihapuskan bagi mengelakkan peristiwa itu berulang.Seterusnya mereka melancarkan perang saraf memburukkan Tok Janggut dan pengikutnya, dengan harapan generasi mendatang menganggap lelaki itu dan kumpulannya penderhaka dan pengkhianat bangsa dan negara. Umpama menyelimuti gajah dengan sapu tangan, usaha itu tidak berhasil kerana masyarakat masih menyanjung sumbangan Tok Janggut berserta sahabat dan peng

PERJALANAN NITIMANI

Lanjutan dari posting yang bertajuk Kitab Gatoloco sebelum ini. Dalam budaya Jawa norma serta aturan dalam melakukan hubungan seksual diturunkan oleh orang Jawa melalui ajaran kepada keturunannya baik dalam betuk lisan atau tertulis. Dalam bentuk tertulis ajaran tersebut tertuang dalam karya sastra yang telah ada sejak zaman dulu. Karya-karya sastra yang mengangkat tema asmaragama antara lain : Serat Gatoloco. Serat Damogandhul. Suluk Tambangraras (Serat Centhini). Serat Nitimani. Dalam budaya Jawa diajarkan bahwa untuk menghasilkan sesuatu yang baik maka proses awal penciptaan juga harus baik dan dengan restu Tuhan sebagai Sang Maha pencipta. Demikian pula dengan proses hubungan seksual yang tujuan utamanya adalah menghasilkan keturunan. Untuk mendapatkan keturunan yang baik dalam segala hal, kehadirannya di dunia ini haruslah melalui niat awal yang baik serta proses hubungan seksual yang benar dan tepat. Untuk dapat berhubungan seksual dengan baik maka diperlukan

ABU YAZID AL-BISTAMI

Abu Yazid Thoifur bin Isa bin Surusyan al-Busthami, lahir sekitar tahun 200H (813M) di Bustham terletak di bagian timur Laut Persi. Meninggal di Bustham pada tahun 261 H/874 M. Beliau merupakan salah seorang Sultan Aulia, yang juga sebagai salah satu Syeikh yang ada dalam silsilah dalam thariqah Sadziliyah dan beberapa thariqah yang lain. Ia dikuburkan berdampingan dengan kuburan Hujwiri. Didirikan di atas makam nya sebuah kubah yang indah oleh seorang Sultan Mongol, Muhammad Khudabanda atas nasehat gurunya Syekh Syafruddin, salah seorang keturunan dari Bustam itu . Abu Yazid adalah seorang tokoh sufi yang terkenal pada abad ketiga Hijriyah. Datuk Abu Yazid merupakan penganut agama Zoroaster. Ayahnya adalah salah satu di antara orang-orang terkemuka di Bustham.Sedikit sekali orang mengetahui tentang sejarah hidupnya. Jika tidak ada pengarang seperti at-Attar, orang tidak akan mengenalnya sama sekali. Siapa Abu Yazid itu, beberapa catatan mengenai hidupnya hanya berupa anekdot-anekdot

DATU ABULUNG

Image
SUFI BANJAR: SYEKH ABDUL HAMID ABULUNG AL-BANJARI Sejarah mencatat, bahwa perkembangan tasawuf di Indonesia –dan juga di Tanah Banjar– tidak hanya didominasi oleh aliran tasawuf akhlaki yang dikenalkan sufi Hasan al-Basri ataupun Junaid al-Baghdadi, tetapi juga aliran tasawuf wahdatul wujud yang dipelopori oleh Abu Yazid al-Bustami (874 M) dengan paham al-Fana al-Baqa dan al-Ittihad, Husien ibnu Mansur al-Hallaj (858-922 M) dengan paham al-Hulul, dan Muhyiddin Ibnu Arabi (1165 M-1240), dengan teori Khalq dan al-Haq. Pengaruh pemikiran tasawuf wahdatul wujud terlihat dari paham tasawuf yang disampaikan Hamzah Fansuri (dari Aceh), Syekh Syamsuddin as-Sumatrani (Sumatera), Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang dengan konsep Manunggaling Kawula Gusti-nya (Jawa). Sementara, untuk kawasan Kalimantan, khususnya Tanah Banjar tokoh tasawuf yang dianggap wahdatul wujud dan sangat populer adalah Syekh Abdul Hamid Abulung. Legenda tentang ajaran dan meninggal Syekh Abulung sampai sekarang masih