Posts

Showing posts from 2010

HIJRAH IMAM AL-MUHAJIR KE YAMAN

Mengapa Imam al-Muhajir hijrah ke Yaman? Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad dalam bukunya Risalatul Muawanah mengatakan, 'Imam al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin al-Imam Ja’far Shadiq, ketika menyaksikan munculnya bid’ah, pengobralan hawa nafsu dan perbedaan pendapat yang makin menghangat, maka beliau hijrah dari negerinya (Iraq) dari tempat yang satu ke tempat yang lain hingga sampai di Hadramaut, beliau bermukim di sana hingga wafat. Mengapa Imam al-Muhajir memilih Hadramaut yang terletak di Negara Yaman sebagai tempat hijrah ? Imam al-Muhajir memilih Hadramaut sebagai tempat hijrahnya, dikarena beberapa faktor, pertama peristiwa hijrahnya al-Husein dari Madinah ke Kufah, dimana Ibnu Abbas memberikan nasehat kepada Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib ketika hendak berangkat ke Kufah. Ibnu Abbas menasehati agar beliau pergi ke Yaman karena di negeri itu para penduduknya menyatakan siap untuk mendukung Imam Husein. Sejarah membuktikan bahwa keturunan Imam

SURVIVING THE COMING HARD TIME !!

By Stanley Koh COMMENT It turns out that the government you voted in will not hold your hand to see you through hard times. Instead, it will make sure to add to your suffering because that is the easiest way it can avoid going bankrupt. Barisan Nasional has apparently decided that the time has come to remove or cut subsidies — the kind of subsidies that poor people depend on, not the kind enjoyed by big corporations and monopolistic suppliers of utilities and infrastructural support. So what is the use of a government that will eagerly shake your hand during election time but will not hesitate to pull the rug from under your feet when it needs to save itself? Few believe that the removal of subsidies on essential food items and fuels can save the Malaysian government from possible bankruptcy. If it does go bankrupt, it will be because it has failed to cleanse a corrupt system. It is better for Malaysians to be rich and to control a bankrupt government than to

BAHAUDDIN WALAD

Muhammad ibn Husyain al-Khatibi alias Bahauddin Walad ialah seorang ulama terkenal di Balkh dan bergelar Sultan al-`Ulama. Ibu beliau ialah ahli keluarga raja Khwarizmi. Pada tahun 1210, beberapa tahun sebelum kerajaaan Khwarizmi ditakluk tentara Mongol, keluarga Rumi pindah ke Khurasan, kemudian Nisyapur. Pada ketika tentara Mongol menakluki kerajaan Khwarizmi pada tahun 1220 keluarga Rumi mengungsi ke Baghdad dan kemudian ke Mekkah. Dari Mekkah mereka pindah ke Damaskus, Syria, dan akhirnya menemui tempat tinggal yang selamat di Kunya, Turki. Tidak diketahui secara pasti mengapa Bahauddin Walad dan keluarganya pindah dari Balkh, provinsi Parsi bahagian Timur, menuju Khurasan. Ada dua pendapat mengenai sebab-sebab keluarga itu mengungsi ke Barat: pertama ialah invasi tentara Mongol. Kedua, masalah politik dalaman kerajaan Khwarizmi.Menurut anlisis beberapa ahli sejarah pada masa itu raja Khwarizmi yang sangat berkuasa Muhammad Khwarazmisyah menentang Tariqat Kubrawiyah yang dipimpin

MARTIN LINGS

Image
Martin Lings, Hidayah Allah untuk Sang Penyair : Menyebut nama Abu Bakr Siraj Ad-Din , mungkin tak banyak orang yang mengenalnya. Ketika disebut nama Martin Lings, tentu hanya sebagian umat Islam yang mengetahuinya. Namun, bagi kebanyakan pelajar, peneliti, dan tokoh muslim, nama Martin Lings sangat populer. Karena, tulisan dan karya-karyanya mampu memberi inspirasi banyak orang dalam mempelajari Islam. Padahal, sang penulis dulunya seorang pemeluk Kristen yang taat. Berkat hidayah Allah, ia pun memeluk Islam dan menjadi mualaf. Salah satu karyanya yang sangat fenomenal berjudul Muhammad, Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Muhammad: His Life Based On The Earliest Sources) , diterbitkan tahun 1983. Buku yang berisikan biografi Rasulullah SAW ini didedikasikan untuk pemimpin Pakistan, Zia ul-Haq. Dengan gaya narasi (bertutur) yang halus dan mudah dipahami, Martin Lings mampu menghadirkan sebuah riwayat hidup dan perjalanan seorang tokoh inspiratif bagi duni

THE DIVINE FEMININE IN ISLAM ?

Image
Few people will know, that the religion considered to be most patriarchal actually has a very deep rooted feminine core. It is one of the best hidden secrets. The reasons are manyfold. Obviously, ruling clerics have no interest to undermine their position by revealing the feminine character of their religion. Nevertheless some brave hearts are trying to do just that*. It all starts with the description of the Essence of Allah. As you know the core Name of Allah is al-Rahman, al-Rahim. It is the most important Name among the other 99 Names attributed to Allah. The common translation is "Allah the Merciful e.g. the Mercy-Giver". Literally, however, "rahman" means "womb". This puts everything in the right perspective. Allah proves to be both the Source of Mercy as well as Mercy itself. The former is equal to the unmanifest formless Essence, while the latter symbolizes His (Her!) Being, His active, outgoing, creative outpouring. It is easily to understand, tha

SYARIF HADRAMAUT DAN ACEH

Image
Seperti diketahui daerah pertama yang dimasuki Islam terletak di Pulau Sumatera, khususnya di bahagian Utara. Yang demikian itu dapat kita perhatikan pada bab dua hasil seminar di kota Medan bahawa Aceh adalah daerah pertama di Indonesia yang dimasuki Islam. Kitab-kitab Melayu menyebutkan bahawa raja muslim pertama yang memerintah Aceh adalah Jehan Syah pada tahun 1205M. Ia bukan penduduk asli negeri tersebut, melainkan datang dari luar dan menikah dengan penduduk asli. Lalu mereka menerimanya sebagai raja. Syarif Hadramaut yang termasuk pertama datang ke Aceh adalah Syarif Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar Asy-Syili. Kerajaan Aceh memuliakannya pada masa itu dan salah seorang menterinya menikahkannya dengan seorang anak gadisnya. Lalu ia tinggal dan mempunyai keturunan disana. Sebelum itu telah ada beberapa orang syarif Hadramaut yang telah memasuki Aceh. Diantara mereka adalah Syarif Abu Bakar bin Hussein yang wafat pada 1000M. Juga Syarif Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Umar bin

THE CENTRALITY OF THE DIVINE FEMININE IN SUFISM

Image
This paper examines the concept of the Divine Feminine from the Sufi tradition (and its roots) with questions regarding the Sufi definition of the Divine Feminine, the various techniques used to experience it, the nature of the experiences, and the ultimate intentions of the Islamic mystics known for engaging in such practices. Through an investigation involving examinations of Sufi teachings that the female body is the locus of continuous theophany of the Divine in human beings, explorations of the cult of Prophet Muhammad’s daughter Fatima, comparisons of Tantric philosophical tendencies shared by both the ancient Dravidian world and Islam, analyses of songs chanted by a Sufi Order from Cairo, visionary experiences of mystics from various traditions, and Islamic techniques of sacred sex as revealed in Hadith and Sufi erotic poetry, it has been gathered that Allah is, as defined by numerous Sufis, the feminine form of the ultimate reality. [Published in the Proceedings of the “2nd A